Oleh : Fitri Shofiyatun Nafidzah

#TantanganGurusiana41

Seorang anak mengadu perihal satu kejadian tersedu dalam pojok kesendirian kepada ibunya, ibunyapun sempat syok dan bersitegang bertanya apa kesalahan anakknya. Saat penjelasan dan bukti mulai terang ibunya ingin membela diri dihadapan situasi atas reaksi yang terjadi pada anaknya.

Tapi ternyata keesokan harinya itu semua salah ditafsirkan dan diterima oleh ratu, ratu mulai menunjuka ketidakadilan sang ibu menjadi pelepasan amarah menggebu, ratu salah terima mungkin karena dalam posisi berbeda. Sang ibh dijatuhkan serendah-rendahnya melalui panduan kata dan kalimat tajam.

Ibu dan anak tidak bisa berkutik pagi itu hanya menerima takbir mereka dalam bakugan pilihan diam dan menjadi pendengar setia saja... membiarkan ratu melepas emoji negatifnya.

Ibu diam dalam dengar sejenak saja ada menatap kehidupan dengan belajar legowo karena dia yakin Tuhan Alan memberikannya jalan terbaik atas segala rencana kehidupan. Sementara ibu tidak akan bicara dengan ratu membiarkannnya bahagia dalam kebersamaan big family, apalah kata dan kalimat saat timbangan mulai Turun setelah.

Anak ditidurkan dalam neshat agar dijauhkan dari dengan dan benci karena masih banyak hal positive yang harus disyukuri. Kami terima dengan belajar kelas.

Hikmah:

Belajar peduli,

Jangan langsung menjustifikasi dan underestimage,

Berfikir objektif lihat langsung dan tanyakan apa yang terjadi pada pinal korban,

Mencari maki anak adalah biasa tapi menimbulkan bekaa luka luar biasa apalah usianya sudah branham menuju tua,

Sabar dalam berbagai kondisi,

Kelahiran adalah obat bagi jiwa dan raga dalam menghadapi fandango roda kehidupan,

Lihat lebih dekat jangan berat sebelah.

Introsfeksi diri.