Bekerja Sama, Sama-sama Bekerja
Pak Rahmat memiliki empat orang anak,Rina, Randi, Rani, dan Riyan. Keempat anak Pak Rahmat dari kecil sudah dibiasakan untuk mandiri. Pak Rahmat dan istrinya membiasakan anak-anaknya untuk melakukan sendiri kebutuhan mereka. Misalnya, membiasakan anak-anak untuk mandi, menyiapkan pakaian, pakai baju sendiri, juga makan sendiri. Hal ini tentu setelah anak-anaknya paham dan mengerti. Satu lagi tentu saja masih dalam pengawasan Pak Rahmat dan isterinya.
Ketika anak-anaknya sudah mulai sekolah, maka Pak Rahmat mengajari anaknya bertanggung jawab. Dengan memberikan tugas kepada masing-masing anaknya diharapkan tanggung jawab itu akan tetanam dengan sendirinya.
Anak tertua Pak Rahmat Rina diberi tugas memasak, anak nomor dua Randi tugasnya membersihkan pekarangan, Rani menyapu rumah dan si bontot Riyan bertugas membuang sampah. Terlaksana atau tidaknya tugas selalu dipantau oleh Pak Rahmat dan istrinya. Siapa yang tugasnya tidak beres akan mendapat teguran dan sanksi. Bukannya Pak Rahmat dan istrinya keras terhadap anak, tetapi ini untuk mengajarkan agar anak-anaknya punya rasa tanggung jawab.
Suatu hari Pak Rahmat punya hajat, mengadakan syukuran atas kesembuhan orang tuanya. Pak Rahmat berniat mengundang dan memberi makan anak yatim di rumahnya. Dengan rencana tersebut tentu saja tugas anggota keluarga akan bertambah dibandingkan hari biasanya. Terutama sekali yang diberi tugas untuk memasak.
Dalam kondisi seperti ini tentulah rutinitas yang diberlakukan sehari-hari tidak bisa dilaksanan. Kalau mereka bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing yang akan bekerja lebih berat tentulah Rina. Sebab porsi memasak untuk hari itu akan lebih banyak dari biasanya. Kalau biasanya memasak hanya untuk 7 orang sekarang bisa memasak untuk sekitar 50 orang. Jika hanya Rina yang melakukan tugas sendiri akan terbayang oleh kita betapa repotnya Rina.
Di sinilah perlunya rasa kerja sama dan saling bantu. Ibarat jari tangan, masing-masing punya fungsi tertentu. Ibu jari bertindak memberikan reinforcement pada seseorang, berguna untuk memuji. Telunjuk berguna menunjuk sesuatu. Jari manis di sinilah cincin terpasang. Dan yang paling kecil kelingking bisa untuk mencongkel upil. Tapi waktu giliran menyuap nasi ke mulut, atau menggenggam sesuatu maka kelima jari harus bersatu. Kalau tidak nasi tidak akan sampai di mulut.
Begitu juga dengan kegiatan di rumah Pak Rahmat hari ini. Semua harus bekerja sama dan saling bantu untuk menyelesaikan pekerjaan. Jangan kemukakan ego masing-masing. Yang satu mengelak dengan mengatakan bukan tugasnya. Yang berdalih ini bukan pekerjaannya.
Seperti kata pepatah, "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing".Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bu Fitri, dg bekerja bersama", pekerjaan jd ringan
Mksh Bu. Yg selalu megunjungi dan memotivasi. Smg ibu selalu sehat
Mencongkel upil yang asik yo buk...hehe...tugasnyo ndak bisa digantikan jari yg lain
Kalau pakai tujuak kagadangan ola.
Semua tersa ringan jika dilakukan bersama.