Dulu dan Kini
Ke sekolah kami berjalan kaki
Batu tulis jadi kawan setia kami
Tanpa uang jajan
Hanya berbekal sebungkus nasi
Tapi...
Semangat belajar kami tetap tinggi
Anakku...
Zaman kini tak begitu lagi
Pemerintah sudah sangat peduli
SPP, buku, LKS tak perlu beli
Kar'na semua tlah disubsidi
Tapi sayang...
Semua tak kau syukuri
Kalian malah berleha diri
Tiada kemauan belajar sama sekali
Karena tak pernah merasa merugi
Anakku...
Kan jadi apa negeri ini nanti
Jika generasinya seperti ini
Tak punya rasa tanggung jawab
pada diri sendiri
Apalagi tuk bangsa ini
Anakku....
Bangkitlah,
Songsong masa depanmu
Dengan segala upaya dan karyamu
Jadilah kebanggaan orang tua
dan gurumu
Renungkanlah anakku..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi ibu bikin menangis, tp itu memang nyata. Tak bosan sampaikan pada anak didik kami"kalian memang t usah bayar sekolah, krn pemeintah yg bayari kalian, ayo semangat nak belajarnya"Semoga kita berhasil mendidik mereka.
Aamiin. Mmg tugas kita pemberi semangat. Kalau sdh semangat belajar sendiri juga bisa. Kan ada mbah goegle
semakin hari motivasi belajar semakin tak pasti karena terlalu banyak disubsidi harusnya punya kesadaran diri untuk lebih termotivasi....salam hormat
Salam kemvali Bunda