Fitrisia Dairoza

Mama adalah orang tua terbaik dan guru favoritku. Semoga aku bisa seperti mama. Terbaik buat anak -anak dan peserta didikku. Panggilanku Roza. Lahi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gairahku Kembali Bangkit

Aku keluar kelas dengan langkah gontai dan tak bersemangat. Entah mengapa, setiap selesai melakukan akivitas pembelajaran aku tak pernah merasa puas. Bahkan rasa kesal, jengkel, marah, serta sedih dan kecewa yang selalu membuat dadaku sesak. Tak jarang mataku berselimut kabut saat melangkah menuju ruang majelis guru.

“Ibu sakit,” salah seorang rekan guru bertanya padaku.

“Tidak, saya tidak apa-apa,” jawabku.

“ Tetapi saya lihat akhir-akhir ini Ibu selalu sedih setiap keluar kelas,” kata rekanku lagi.

“Akhir-akhir ini aku tidak pernah merasa puas dan lega setiap selesai mengajar, anak-anak kurang perhatian dalam belajar, badannya di kelas tapi pikirannya entah terbang kemana,” jelasku lagi. Aku perhatikan peserta didikku akhir-akhir ini seperti orang bingung, menatap dengan pandangan kosong, kuyu dan tak bergairah ketika duduk di kelas. Tetapi, saat jam istirahat ketika aku lewat di depan kelas, mereka sedang asyik dengan gawai di tangan. Ada yang main game, sambil berteriak mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan. Ada juga yang beraksi dengan berbagai gaya, mungkin sedang membuat tik tok. Melihat hal seperti ini naluri guruku tidak tahan dan menegur serta menasehati mereka.

Kadang terbersit dalam hatiku untuk pensiun saja. Mungkin cara mengajar dan mendidik guru gaek ini tidak cocok lagi dengan anak-anak generasi Z. Untuk memperbaiki diri, aku sering konsultasi dan minta bantuan guru BK untuk menghimpun keluhan-keluhan siswa tentang caraku mengajar. Atau aku belajar dari guru muda tentang kiatnya dalam menarik minat siswa dalam belajar. Ternyata bukan hanya dengan guru gaek ini saja mereka seperti itu, tetapi hampir dengan seluruh guru mata pelajaran.

Lemahnya minat belajar peserta didik makin memburuk dengan berjangkitnya Covid-19. Ketika virus Covid-19 meningkat dengan pesat, pembelajaran dialihkan ke rumah. Pembelajaran dilaksanakan secara daring, dengan memberikan materi pelajaran dalam bentuk video atau PPT. Bisa juga dengan melakukan pembelajaran dengan cara zoom meeting atau menggunakan aplikasi google meet. Namun kehadiran siswa tidak sesuai dengan harapan guru.

Pengaruh kebiasaan pada pembelajaran daring dan penegakan disiplin yang agak longgar membuat peserta didik lalai. Bahkan pada diri mereka tertanam konsep bahwa mereka tetap naik atau lulus tanpa melakukan apa-apa. “Awak kanaiak juonyo” atau “awak ka lulus juonyo”. Padahal dalam pembelajaran, proses sangat menentukan dalam penilaian.

Aku merasa disiplin harus ditegakkan kembali dengan tegas. Akhirnya unsur pimpinan dan seluruh guru berkomitmen untuk menegakkan disiplin dan melaksanakan peraturan dan tata tertib yang pernah dibuat dalam lokakarya. Dalam beberapa bulan hasilnya mulai nampak. Anak yang biasanya terlambat, mulai datang tepat waktu. Sudah ada respon dari mereka dalam pembelajaran. Alhamdulillah....gairahku kembali bangkit.

Kota Beras, 16 Juni 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Good cerpen inspiratif. Lnjtken bunda. Ttp semangat berkarya apa yg di lihat meniko.yg di serat,sbr. Hadapi siswa 2.

18 Jun
Balas

Terimakasih Bunda.. jadi guru mmg harus super sabar.

18 Jun



search

New Post