Fitrisia Dairoza

Mama adalah orang tua terbaik dan guru favoritku. Semoga aku bisa seperti mama. Terbaik buat anak -anak dan peserta didikku. Panggilanku Roza. Lahi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ngeselin tapi Ngangenin

#Tantangan gurusiana#

Tantangan hari ke 13

Ngeselin tapi Ngangenin

Rahmi baru saja pulang dari menuanaikan tugas rutinnya sebagai aparatur sipil negara. Sampai di rumah tugas sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya pun sudah menunggu.

Dengan bergegas Rahmi mengganti pakaian dinasnya. Pakaian kebesaran ketika telah berada di istananya pun dipakai dengan segera. Daster batik telah terpasang di badannya. Daster longgar dengan dalam sampai betis, itulah baju favoritnya. Bajunya longgar akan membantu langkahnya ke sana ke mari dengan cepat. Sebab, Rahmi sudah terbiasa mengerjakan beberapa pekerjaan pada saat yang bersamaan. Mencuci, memasak dan mencuci piring akan dilakukannya dalam waktu yang sama. Maksudnya, pada saat mesin cuci sedang diputar, Rahmi akan mencuci piring sambil memasak. Apa yang dilakukan Rahmi tidak lain adalah agar pekerjaannya cepat selesai. Agar jadwal makan malamnya tidak terlambat.

Tidak semua pekerjaan bisa ia lakukan pada pagi hari. Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat Rahmi dan suaminya Aditya harus mematuhi disiplin dan tata tertib yang telah ditetapkan instansinya. Jadi, ketika pagi harinya tugas Rahmi hanyalah membersihkan peralatan makan malam.

Rutinitas yang dikerjakannya setiap hari selalu dilakukannya dengan ikhlas dan hati senang. Tidak ada perasaan terpaksa atau rasa dongkol di dalam hatinya ketika melakukan semua pekerjaannya. Sebab pekerjaan yang dilakukan dengan terpaksa itu akan menambah rasa lelah. Lelah lahir dan batin.

Rahmi nemiliki tiga orang anak yang masih kecil, dua orang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar, si Uni duduk di kelas 4, si kakak kelas 2 dan si bungsu masih di taman kanak-kanak.

Sebenarnya Rahmi sudah mengajar putri sulungnya menyapu dan mencuci piring. Sore hari adalah tugasnya menyapu rumah. Tugas mencuci piring dijadwalkan pada hari minggu, sebab kegemaran bermain air masih dominan jadi, pekerjaan mencuci piringnya jadi lambat.

Aditya, suami Rahmi adalah sosok seorang pekerja keras dan selalu menginginkan suatu pekerjaan dapat diselesaikannya dengan segera. Hal itu akan berimbas kepada istri dan anak-anaknya. Bila ada sesuatu yang harus dilaksanakan, atau yang diinginkannya dengan segera harus dilaksanakan.

Kebiasaan seperti ini yang selalu Rahmi kesal. Selagi konsentrasi dengan pekerjaannya, eh...tiba-tiba Rahmi diminta mengerjakan pekerjaan lain yang harus dikerjakan dengan segera. Dengan sendirinya tentu salah satu pekerjaan Rahmi harus ditunda dulu.

Rahmi paling tidak kesal dengan kondisi seperti itu. Dia telah merencakan dan memprogramkan pekerjaannya, tapi akhirnya terganggu kelancarannya. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan ada saja instruksi yang mengganggu konsentrasi pekerjaannya. Dia paling malas kalau disuruh atau diperintah, sebab ia merasa dikira tidak tahu apa yang jadi tangging jawabnya.

Satu lagi sikap suaminya yang kurang disukainya. Orangnya " to the point". Tidak pandai bertanam tebu di bibir. Tidak pandai bermanis - manis dalam berkata. Apa yang tidak disukainya akan dikatakan langsung, tanpa memperhatikan keadaan atau kondisi lawan bicaranya. Maksudnya mungkin baik, tetapi perasaan seorang wanita yang begitu halus akan sulit menerimanya.

Langsung menegur kesalahan di depan orang lain dengan nada tinggi, membentak di dekat anak-anak adalah beberapa contoh sikap yang yang membuat Rahmi kesal dan sedih. Sering Rahmi menangis sendiri di dapur atau di kamar setelah mendengar bentakan suaminya. Sang suami tenang-tenang saja seperti tidak terjadi apa-apa, setelah semua uneg-unegnya disampaikan walaupun ada hati yang tersakiti.

Rasa sakit di dada Rahmi belum hilang, Aditya akan bersikap seperti biasa, seolah tak terjadi apa-apa. Kalau Rahmi masih ngambeg , dengan santai dia akan berkata "suaro wak se yang karehnyo, tapi hati wak elok".Sikap pendendam mungkin merupakan sikap naluriah dari seorang wanita. Kalau dia tersakiti, sulit untuk memulihkannya kembali. Butuh waktu lama untuk menstabilkan lagi.

Bagaimana kalau sang suami dinas ke luar kota? Rahmi akan merasa sangat kehilangan. Rahmi akan canggung, karena tak ada suara nyinyir yang menyuruh ini dan itu. Atau tidak ada yang akan mengingatkan akan sesuatu. Suami Rahmi adalah seorang yang teliti sekali, baik dalam hal persiapan kebutuhan bulanan atau hal- hal sepele lainnya.

Apalagi sudah jadi kebiasaan suaminya, apabila ada dinas luar ia tak pernah menelpon. Apakah tidak ingat pada keluarga yang ditinggalkan, atau sengaja bikin istrinya kangen? Kalau sudah demikian maka Rahmi lah yang sering menghubungi suaminya dengan bantuan alat komunikasi handpone.

"Basuo raso ka muntah, bacarai raso kamati". Itulah pepatah orang tua-tua di kampung kami. Seperti itulah Rahmi dan Aditya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bu. Salam kenal

02 Feb
Balas

Terimakasih telah berkunjung Bu. Salam kenal kembali.

03 Feb

HeHeHe ...Demikian pula saya dengan pasangan saya kadang kangen kadang sebel salam literasi dari Surabaya.

02 Feb
Balas

Salam kenal dan salam literasi Bu. Barangkali itu bumbu penyedapnya bu. Hehe

02 Feb

Rahmi istri super,adytia suami ngangenin...hehehe

02 Feb
Balas

Masih tahap belajar ola. Mohon masukannya.

03 Feb

tanyo ciek buk. suami rahmi ko FADLI atau ADITYA he he he he

02 Feb
Balas

Mokasi gun. Poliandri lo Rahmi beko

02 Feb



search

New Post