Surat Untuk Mama
Mama..
Bagai mana kabar Mama di sana? Maaf Mama, anakmu ini mengganggu ketentraman Mama. Beberapa waktu yang lalu aku baru memberikan kabar baik untuk mama. Tentang Fita yang sudah menikah, Fira yang sudah jadi PNS dan juga sudah mendapatkan jodoh. Tapi, kali ini aku ingin menyampaikan kabar yang kurang baik Ma.
Sebelumnya aku minta maaf. Aku telah menjadi kakak yang gagal. Aku tidak bisa membimbing adik-adikku.
Ma...dua hari lalu Fina dan suaminya datang ke rumahku. Dari kedatangan mereka aku sudah merasa ada sesuatu yang akan disampaikannya. Sebab tidak biasanya ia datang bersama suaminya. Aku kira dia akan menyampaikan masalah anak yang mengontrak rumahnya. Anak orang tersebut hampir menabrak anak tetangganya. Sebelumnya memang tetangga dekat rumah tersebut sudah sering mekaporkan tingkah polah anak yang mengontrak di sana. Tapi masih bisa kami redam. Kali ini setelah kejadian itu semua tetangga besar kecil, tua muda, menyerang orang yang mengontrak rumah itu.
Ternyata dugaanku salah Ma. Fina ternyata menyampaikan ia mau pindah ke rumah mertuanya. Dulu ia bilang mama beramanat ia tidak boleh meninggaljan rumah. Tapi sekarang ia menyampaikan ingin pindah. Aku hanya diam. Terbayang olehku kakak akan tinggal sendirian karena sebelumnya Fita juga menyapaikan mau pindah rumah setelah lebaran Haji karena anak sambungnya akan ikut dengannya. Selama ini anak sambungnya belum bisa menerima kehadirannya. Cuma satu anak sambungnya yang ikut dengan saat ini yaitu anaknya yang berumur 3 tahun. Karena anggota keluarganya bertambah 2 orang lagi tentu tidak ada kamar lagi di rumah kita, makanya ia mau pindah ke rumah kontrakan.
Mama...sekali lagi aku mohon maaf. Aku tidak melarang Fina untuk mengikuti suaminya. Aku cuma berkata" terserah kalau memang itu yang ia inginkan". Kalau sebelum ini ia tidak mau pindah waktu diajak suaminya dengan alasan amanat mama dan ia butuh sewa rumah. Katanya mama beramanat sewa rumah kos untuk siapa yang tinggal di rumah Mama. Kami paham Ma. Ketika anaknya semester akhir kami memang tidak bisa membantu biayanta terlalu banyak. Karena beban dan tanggungan kami untuk anak-anak kami. Aku baru sudah melaksanakan pesta pernikahan anakku. Juga untuk biaya bulanan dan semester anak bungsuku.
Begitu juga dengan Fita. Sejak ia menikah gaji yang ia terina tidak penuh lagi, karena sebelumnya ia berhutang untuk membiayai pernikahannya. Sebelumnya...kapan saja, berapa saja jumlah yang diminta Ridho dengan segera akan ia kirimkan. Sejak sendatnya bantuan kami untuk biaya harian anaknya ia jadi tidak respek lagi pada kami, terutama pada Fita. Sebab permintaan anak-anaknya tidak bisa lagi dipenuhi seperti sebelumnya.
Kalau aku paham Ma. Paham sekali, karena aku juga mengalaminya, untuk biaya pernikahan dan biaya kuliah anakku aku juga berhutang. Dengan beban tanggung jawab yang sama, tapi pemasukan kita kurang dari biasanya tentu kita akan mendahulukan mana yang lebih penting. Fita mempunyai tanggungan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari untuk 12 orang, tentu inilah yang ia dahulukan. Tapi dia, terutama anak-anaknya tidak bisa memahami ini.
Mama...
Aku sekarang bingung, pusing. Kalau seandai Fita jadi dibawa suaminya untuk pindah rumah. Bagaimana dengan kakak? Tentu kakak akan tinggal sendiri di rumah. Kakak yang tidak tahu dan tidak bisa apa-apa. Kalau mencuci kakak bisa, tapi memasak tidak pandai. Biasanya kakak tahu adanya saja. Tidak memikirkan dari mana dapatnya dan bagaimana membuatnya. Karena seperti kata mama, di situlah kekurangan kakak. Kalau aku bawa kakak ke rumah yang terpencil di tengah parak. Kakak takkan mau. Sebab dia tidak betah di tempat yang sepi seperti rumahku.
Oh ya Ma. Kakak rencananya menikah bulan Juni ini. Kami menunggu surat dari calon suaminya baru kita urus surat kakak. Semoga semua urusan Kakak berjalan lancar.
Mama...aku kangen. Aku rindu pelukan mama, apalagi dalam menghadapi hal seperti ini. Biadanya kakau aku punya masalah aku akan tidur di pangkuan mama. Sekarang alam kita sudah berbeda. Aku selalu berdo'a agar mama tenang di sana. Dan semua masalah yang sedang dihadapi saat ini. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kami kakak beradik. Aamiin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ingat, mama itu sensi sekali, jangan kabarkan yang berat-berat nanti dia kepikiran. Sukses, ya Bu.
Iya Pak...kebiasaan curhat
Semoga mama ditempatkan Allah SWT di dalam jannatul firdaus... Aamiin
Aamiin ...mksh Bu
Seduh bunda. Semoga ada solusi buat kakakBuat adik juga buat bunda
Aamiin.
Aamiin. Semoga mama tenang di sana..
Aamiin
Sama, Ibu saya juga sudah tidak ada. Membaca cerita ibu ini, saya jadi rindu ibu saya. Semoga beliau selalu dalam Rahmat Allah SWT. Aamiin...
Semoga Ibu kita mendapat tempat yg terbaik di sisiNya. Aamiin
Surat untuk mama. Jadi pengen sedih kalau ingat Mama.
Betul Pak ngat orang tua yg sdh tiada terutama nama, sedih tiada tara
Ketika kita kehilangan salah satu orang tua..ibarat burung yang terbang dengan satu sayap, apabila kita kehilangan dua orang tua kita, ibarat burung terbang tanpa sayap...bagus Bu tulisannya saya sampai meneteskan air mata
Terimakasih. Saya sekarang tak bisa terbang karena tak ada sayap.
Terimakasih. Saya sekarang tak bisa terbang karena tak ada sayap.
Terimakasih. Saya sekarang tak bisa terbang karena tak ada sayap.