BAHASA DAERAH DI UJUNG TANDUK
“Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri” Pramoedya Ananta Toer
Seperti yang kita ketahui sesuai dengan KBBI bahasa adalah sistem lambang bunyi yang atriber, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa juga diartikan sebagai percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, dan sopan santun. Selain bahasa sebagai alat utama dalam berkomunikasi, bahasa juga menunjukkan identitas suatu bangsa yang menjadi ciri khasnya. Sedangkan arti dari bahasa daerah menurut KBBI adalah bahasa yang lazim digunakan di suatu daerah.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan keberagaman budaya memiliki banyak sekali bahasa daerah sebagai warisan budaya lokal. Oleh karena itu bahasa daerah harus tetap dilestarikan, terutama oleh para generasi muda sebagai pilar utama bangsa Indonesia. Data dari Kemendikbud Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia. Berdasarkan labbineka.kemdikbud.go.id Indonesia memiliki bahasa ibu atau bahasa daerah yakni sebanyak 718 bahasa yang teridentifikasi dan delapan bahasa dikategorikan punah.
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan kepunahan bahasa daerah di Indonesia. Pertama, jumlah penuturnya yang berkurang karena nenek moyang tidak meneruskan bahasa daerah mereka kepada para generasi penerus, sehingga bahasa daerah tersebut semakin lama tergantikan oleh masuknya bahasa asing. Kedua, kurangnya penghargaan dan kebanggan atas bahasa daerah oleh penuturnya. Hal tersebut membuat para generasi muda memiliki anggapan bahwa tidak gaul bila menggunakan bahasa daerah saat sedang berkumpul bersama teman. Ketiga, kurangnya intensitas komunikasi menggunakan bahasa daerah. Keempat, faktor globalisasi yang mendorong masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan negara lain. Penamaan sejumlah tempat yang menggunakan istilah asing menimbulkan persaingan penggunaan bahasa yaitu antara bahasa asing dengan bahasa daerah. Beberapa hal tersebut menjadi permasalahan serius dan perlu diperhatikan.
Langkah untuk melestarikan bahasa daerah yang kita miliki tidak bisa dilakukan sendiri. Semua pihak harus bersinergi dengan peran masing-masing, baik dari pemerintah, masyarakat, juga institusi pendidikan. Pemerintah sebaiknya mengeluarkan regulasi untuk mendukung pelestarian bahasa daerah dengan menjadikan bahasa daerah masuk ke dalam kurikulum wajib agar siswa dari generasi ke generasi tetap mengenal, memahami dan mempelajari bahasa daerah. Masyarakat penutur bahasa harus mencintai bahasanya sendiri yang bisa dimulai dari rumah. Keluarga miliki peran penting untuk menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari. Sikap positif dari keluarga harus ditumbuhkan untuk berbahasa daerah. Bila terus menerapkannya dalam keseharian, dapat dipastikan bahasa daerah akan selalu digunakan oleh anak cucu kita dan tidak akan punah. Selain itu masyarakat pun dapat andil dengan membentuk komunitas belajar bahasa daerah. Sementara para pemuda yang melek teknologi dapat mempromosikan bahasa daerah dengan membuat video kreatif mengenai penggunaan bahasa daerah. Video tersebut bisa dibagikan melalui sosial media sehingga selain dikenal bahasa daerah itu bisa dipelajari dengan mudah dan menarik. Sedangkan institusi pendidikan mampu meningkatkan minat generasi muda untuk menggunakan bahasa daerah dengan mengadakan kompetisi tentang bahasa daerah, melaksanakan pembelajaran bahasa daerah dengan pendekatan komunikatif yang menarik agar siswa tergugah untuk mempelajarinya, mewajibkan penggunaan bahasa daerah oleh seluruh warga sekolah dalam seminggu satu kali pada hari tertentu. Pembiasaan oleh warga sekolah tersebut akan membuat bahasa daerah tetap lestari karena selalu digunakan oleh para siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Bila langkah-langkah di atas disadari dan diterapkan secara konsisten maka bahasa daerah di Indonesia akan tetap lestari. Tidak hanya dikenal di Indonesia saja melainkan akan bergema sampai ke seluruh dunia. Mari, kita jaga dan rawat bersama bahasa daerah sebagai kekayaan dan identitas bangsa.
#TagurHariKe4
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren tulisannya Bu Fransisca, izin follow
Terima kasih, pak.. masih belajar nulis e pak.. salam literasi..
Enin cinta bahasa daerah. Sebelum membukukan karya dalam bahasa Indonesia, enin dulu lebih banyak menulis dalam bahasa daerah. Pokoknya, bahasa daerah, saaangat kusayang. Salam Jumat barokah, bun.
Salam jumat enin.. emang bahasa daerah mah salawasna...
Inspiratif dan sangat bermanfaat , bun. Salam kenal, salam literasi
Terima kasih, buu.. salam literasi..
Keren tulisannya pak, sukses selalu.
Mksh buuu... salam literasi
Kereen, Bund. Aku cinta bahasa ibu
Mksh buuuu...
Bagus bu ulasannya
Terima kasih, buu.. salam literasi
Bagus bu ulasannya
Keren tulisannya.