Evy, Mety, Sisca janjian bertemu hari ini di halaman rumah Sisca. Mereka ingin mendiskusikan sesuatu lebih tepatnya mau curcol. Tiga orang ini memang sudah menjalin persahabatan layaknya saudara. Satu senang yang lain senang. Satu susah yang lain juga ikut susah. Kali ini sepertinya Evi yang sedang kesusahan kalau dilihat dari wajah mendungnya.

Benar saja.. baru juga bertemu, Evi langsung mengeluarkan unek-uneknya. Dia sedih karena saat ini keuangannya sedang sulit bukan sulit lagi malah tidak punya uang sama sekali. Sampai dia tidak bisa membeli permen. Mendengar itu Mety dan Sisca langsung mengomeli Evi. Tidak seharusnya Evi mengeluh seperti itu. Menurut Sisca apapun yang terjadi harus selalu bersyukur. Menurut Mety kita juga harus berterima kasih pada Allah karena diselamatkan dari tsunami. Evi diminta membayangkan betapa kasihan orang-orang di gang sebelah kiri karena kena banjir dan gang sebelah kanan kena tsunami. Sementara gang rumah mereka aman sentosa.

Evi mengangguk setuju dan teringat, benar juga ya untung selamat dari tsunami dan banjir. Tanpa diberi aba-aba mereka langsung berteriak "Horeee... kita selamaaaat." Lalu mereka berlari sambil loncat-loncat keluar halaman menyusuri gang depan rumah. Mamah Sisca yang sedari tadi memperhatikan lewat jendela hanya geleng-geleng kepala, dasar bocil imajinasi tingkat dewi.