Fransiska Fajar Tri Hartini

Fransiska Fajar Tri Hartini, S.Pd.Sd., lahir di Surakarta tanggal 4 Mei 1966. Mengajar kelas 5 di SD negeri Kemasan 1 No. 64 Kratonan Serengan Surakarta Jawa Te...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa yang Kau Cari, Pak? (21)

Apa yang Kau Cari, Pak? (21)

Apa yang Kau Cari, Pak? (21)

 

"Anu, Mbak. Aku disuruh Bapak, itu...anu!" Ucap Mas Bejo lagi yang membuatku makin gemas. 

"Iya, Mas. Kamu disuruh Bapak untuk apa?" Tanyaku sedikit dengan nada yang mungkin tak seperti tadi. 

"Itu Bapak sakit. Kamu sama suamimu disuruh ke sana untuk minta maaf!" Katanya masih sedikit terbata-bata. 

Hah?! Aku disuruh ke sana untuk minta maaf? Rasa gemas ini mulai membeludak. Dia sakit? Aku harus minta maaf padanya? Mengapa aku harus minta maaf? Apa hubungannya dengan sakit mertua pongahku itu? Begitu pikirku. 

"Maksudnya apa ya, Mas? Bapak sakit, aku harus datang untuk minta maaf?" Ku ulang kata-kata yang disampaikan padaku tadi. 

"Aku juga nggak tahu, Mbak. Pokoknya aku disuruh ke sini, ngomong gitu." Jawab Mas Bejo. 

"Oh, ya Mas. Sekarang kamu pulang saja. Sampaikan pada Bapak kalau kamu sudah ketemu aku. Pesanmu juga sudah ku terima. Tinggal nanti aku bilang sama Mas Itok, ya?" Mulai ku turunkan nada suaraku yang tadi sempat meninggi. 

Ku hela napas lega saat dia berpamitan padaku dan Pak Dhe Midi. Sebelum aku masuk rumah, Pak Dhe Samidi bertanya pelan. Nampaknya isi hatiku sama dengannya. 

"Ndhuk, aku juga bingung tadi. Katanya Bapak mertuamu sakit. Kamu sekeluarga disuruh ke sana minta maaf. Lha, apa maksudnya itu?" Katanya sedikit terkekeh. 

"He...he. Betul, Mbah. Biar saja memang dia dulu pelawak tapi nggak laku pentas di panggung. Makanya lucu tapi nggak bikin ketawa, Mbah!" Jawabku tergelak. 

 

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah wah.. Bakalan ada yang dapat warisan nih.. hehe... Sepertinya makin seru.. Lanjuuut. Sukses selalu

27 Sep
Balas

Hahaa...bs ud mas gr

27 Sep

Sudah, datang saja. Walau bagaimanapun itu bapaknya. Siapa tahu ada kejutan hihi.... Makasih kisahnya, Oma

27 Sep
Balas

He he.. siapa tau dpt warisan. Wakakkk...

27 Sep

Sakit rindu kepada anak, menantu, dan cucu kali?Salam sehat dan sukses selalu Oma.Terima kasih pagi-pagi sudah SKSS. Tulisan pakde juga baru saja selesai dan langsung tayang.Tadi di rumah hanya tulis nama sahabat yang SKSS kemarin.

27 Sep
Balas

Siap p Dhe. Sy pagi2 lht blm tayang tlsn. Eh, bk lg selang 1 mnt langs sy skss

27 Sep

Luar biasa Bunda penuh inspirasi dan mencerahkan

27 Sep
Balas

Yah mending cepetan ke sana, jangan sampai sesal kemudian. Hehehehe

27 Sep
Balas

He he...jangan2 si mertua??? Ah, ke sana sj ya mas Heru

27 Sep

Hehe... benarkah mertuanya sakit..

27 Sep
Balas

He he...entahlah p. Bs jd iya, sih.

27 Sep

Ow walah ..kebalik kali. Dia yang mau minta maaf sama menantunya ha ha ha....ikut ngarang...

27 Sep
Balas

Hahahaaa....bs jd ide tu, bunda

28 Sep

Ada ya orang sepertu bapak mertua. Sak karepe dewe. Hehe... Makin suka bacanya. Lanjut, Bu. Salam sukses.

27 Sep
Balas

Hahaa...btl bunda.

27 Sep

Hehe lucu tapi tak bikin ketawa. Semoga selalu sehat dan sukses Oma.

27 Sep
Balas

He he...trmksh say. Ada lucunya, ya? Wah, ga terasa ni oma.

27 Sep

Ada lucunya tapi tetap seru ceritanya. Sukses selalu untuk Oma.

27 Sep
Balas

Trmksh sayangku. Sht sllu

28 Sep



search

New Post