Seni Kriya Anyam

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) kali ini nampaknya masih mengusung tema kriya anyam seperti tahun lalu. Saya yang selalu penasaran dan tertarik dengan ilmu-ilmu baru, seperti terpacu untuk belajar lebih kreatif lagi. Meski tak ada dasar ilmu dalam seni kriya tapi kenekatan saya mendampingi siswa dalam lomba, saya anggap rasa penasaran menjadi modal utama dalam berkreasi.

Tema dalam lomba kali ini adalah karya 3 dimensi alat permainan anak tradisional. Angan ini terus berputar melayang-layang mencoba mengejar ide seperti saat mau nulis di blog. 🤩😍😄💪💪

Sudah saya coba bertanya ke teman-teman, benda atau alat permainan apa yang bisa kami pilih untuk lomba kali ini. Sayang seribu sayang, belum bertemu juga dengan yang sesuai kriteria. Ternyata...oh, ternyata. Memang tak mudah meskipun baru sebatas mencari ide. Apalagi nanti membuatnya, ya?

Hmmm ...tak putus asa, saya berlari mengejar ide sambil pulang karena memang sudah jam 4 sore. (hari Kamis seminggu yang lalu).

Ketika perjalanan pulang, sebulat badan saya, eh...bukan! Sebulat tekad saya tentukan untuk belajar membuat meja dakon. Alat permainan tradisional ini cukup familier di dunia anak-anak.

Kalau biasanya dakon diletakkan di atas lantai saat dipergunakan, maka kali ini akan saya buat meja kecil dengan tinggi 30 sentimeter yang sekelilingnya berupa anyaman.

Jadi para pengguna tidak perlu menunduk atau membungkukkan punggungnya saat bermain. Karena anak zaman now, cenderung lebih tinggi dibandingkan anak-anak zaman saya. Meskipun bermain, rasanya lebih bijak bila kita juga memperhatikan kesehatan tulang.

Nah...atas dasar pertimbangan itu, saya ngebut ala-ala Valentino Rossy mencari bahan, menggambar pola atau rencana model mejanya, dan...eksekusi. Segera mencoba membuat dengan mencari referensi, termasuk berguru pada ahlinya. Seorang teman yang putranya bekerja di pabrik mebel rotan menjadi nara sumber utama.

Benar kata pepatah. Teruslah berbuat baik, gaes. Maka Tuhan akan mempertemukan kita dengan orang-orang baik. Dan Dia akan menjauhkan kita dari orang-orang yang tak berkenan pada-Nya. Seleksi alam akan bicara. Lupakan teman yang datang saat kita bahagia atau saat mereka butuh kita saja. Terlebih teman yang bersorak-sorai saat kita terjatuh dan meninggalkan kita.

Dan akhirnya...taraaa! Jadilah mainan cantik ala-ala saya seperti yang ada di foto. Meski kali ini ide menulis saya berlari kencang lagi, tak apa lah. 😄 Yang penting tetap belajar menulis semampunya. Kali ini saya menulis mendadak lagi di pagi hari, lebih kurang 30 menit sekaligus dengan mengedit foto yang ada.

Mohon jangan menertawakan tulisan saya, karena saya sendiri sudah tertawa membaca tulisan saya sendiri. 🤩😍

Terima kasih teman-teman yang sudah berkenan membaca dan tertawa bahagia bersama saya di pagi yang indah dan penuh berkah ini. Salam sehat dan bahagia selalu. 🤩😍💪💪❤️❤️