Terbayar Sudah dengan Santet (10)
Terbayar Sudah dengan Santet (10)
Rasa takutku tiba-tiba menguar entah ke mana. Karena konsentrasi penglihatanku beralih ke kakakku yang sudah berhenti.
"Soni, aku sudah di sini!" Teriak Mas Petrus lantang.
Sekonyong-konyong suara beberapa pasang kaki berlari dari kegelapan. Menuju ke arah kakakku. Suara besi jatuh menambah gemetaran tubuhku. Aku pun berlari dengan waspada. Rupanya mereka sudah menyiapkan rencana jahat. Sangat jahat.
"Rasain, kau!" Suara gadis kecil di belakangku sambil melempar batu sekenanya.
Belum hilang rasa kagetku, sudah datang keterkejutan yang lain. Kenes, gadis kecilku membawa batu dalam plastik hitam besar. Tentu saja dia tak kuat membawanya. Tak heran bila dia berusaha menyeretnya. Rupanya suara langkah kecil menyeret barang berat tadi adalah Kenes. Aku sudah hampir melupakannya karena memikirkan keselamatan Mas Petrus.
Seketika ku buka plastik yang berisi batu-batu itu. Dengan membabi buta dan sedikit tak terarah ku lemparkan batu itu ke arah Soni dan teman-temannya.
"Kurang ajar, kamu Soni! Penjahat kelas teri!" Kata Mas Petrus berteriak meluapkan amarahnya.
Anehnya sekawanan penjahat kelas teri itu lari memutar arah. Tunggang-langgang seperti dikomando. Tak ku sangka betapa pengecutnya mereka. Menantang kakakku satu lawan satu, ternyata main keroyokan. Dan setelah nampak ada orang selain Mas Petrus, mereka lari tunggang-langgang.
Untunglah aku dan Kenes memaksa untuk ikut. Aku tak berani membayangkan andai Mas Petrus sendirian, dikeroyok lima orang yang membawa besi dan pentungan. Oh, Tuhan. Ampunilah kami yang penuh dosa ini. Air mata tak mampu ku bendung. Mengalir membasahi pipi. Antara sedih, takut, dan malu pada Tuhan.
Bersambung ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Owalah... jan, dasar Kenes, untungnya mereka pengecut. Ya sudah, yuk pulang, yang penting sehat dan selamat selalu...
Hayuukk plg...lht rekening nampaknya segera cair nih...hahaaa...
Mantap surantap Oma gaul.. Makin seru dan menggebu.. Lanjuuut. Sukses selalu
Hahaa...deru & debu, mas gr
Kenes ikutan juga ternyata. Mantap mereka sampe bikin kabur musuhnya haha....
Haha ..krn batu Kenes bsr2, say
Terus mbah yg komat kamit kemarin gimana tuh... hehe... sehat selalu
Di edisi berikutnya, say. Haha...
Luar biasa menginspirasi bunda
Trmksh
Makin keren kisahnya bu can
Trmksh bunda
Kisahnya makin seru, lanjut Bu Siska
Trmksh p. Siap lanjut
Sungguh cerita tentang demikian itu bikin kita merinding. Antara cerita dan fakta tak bisa dimungkiri
Seru , bayangkan situasinya... Lanjut, Bu. Salam sukses,
Cerpen horor yang bagus
Trmksh Mas Sultan
Makin seru ceritanya. Keren Oma.
Akhirnya penjahat berhamburan kabur...Lanjutannya ditunggu
Siaapp p gr