Terbayar Sudah dengan Santet (13)
Terbayar Sudah dengan Santet (13)
Masa bodoh dengan rencana mereka. Yang penting kami sudah selamat lahir batin. Tak ada yang cedera, tak ada yang terlibat masalah hukum, terutama Kenes manisku luput dari hal yang menakutkan. Sekarang saatnya pulang sambil tetap berdoa. Pak Iman mau melakukan apa, dengan siapa, tak masalah bagiku.
Diam-diam sambil mengendap-endap kami bertiga masuk ke rumah lewat pintu belakang. Ada di sisi kanan rumah kami, sedikit menjorok dari rumah Lik Dibyo. Memang rumah warisan simbah ini cukup luas. Apalagi seandainya Pak Dhe Jono tak serakah. Mengambil setengah bagian rumah simbah ini, lalu dijualnya Gono, preman kampung yang kejamnya melebihi perampok rumah orang-orang kaya.
Ya, pernah suatu saat ada kakek-kakek penjual tape yang dipikul, dicegatnya. Tentu saja si penjual yang merasa dagangannya akan dibeli ini berhenti dan menawarkan dagangannya. Gono dan gerombolannya makan tape sepuasnya, setelah itu diusirnya si penjual sambil diberi bonus gertakan dan sumpah serapah. Bapak kami yang merasa berempati membela si penjual dan meminta supaya Gono dan kroninya mau membayar. Bukan uang yang diulurkan ke bapak. Tapi bogem mentah hingga bapak pingsan. Kami bertiga, anak lelakinya langsung menggotong bapak pulang.
Huh! Tanpa ku sadari nafas kesal keluar dari hidung dan mulutku bersamaan.
Bersambung ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap dan makin seru serta bikin geram pembaca.. hehe.. Lanjuut Oma gaul. Sukses selalu
Trmksh mas gr
Bapak berani tapi lawan lebih kuat, keroyokan lagi. Mantap, Oma
Hahahaa...trmksh say hadirnya
Kasihan Bapak, karena mau nolong tukang tape, malah babak belur.
Itulah kl berhadapan dg preman, bund
Duh kasihan bapak..
Btl bunda.
Oma cantik bingit pke kerudung.
Hehe...aplikasinya yg cantik
Gono minta dibogem mentah juga kalee... hehe...
Btl. Ky nya langs dr Tuhan bogemnya, bund. Haha....
Kasihan pedagang tapenya bunda
Betul, ga tega sama penjual tape. Alur ceritanya mantap Bu.
Btl p gr. Preman kampung raja tega, dia itu.
Trmksh p Aryo
Pak Ayo, Oma. Eh bisa juga ya pak Aryo.hi hi hi
Makin seru. Sukses selalu untuk Oma.
Trmksh bunda