Fransiska Fajar Tri Hartini

Fransiska Fajar Tri Hartini, S.Pd.Sd., lahir di Surakarta tanggal 4 Mei 1966. Mengajar kelas 5 di SD negeri Kemasan 1 No. 64 Kratonan Serengan Surakarta Jawa Te...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terbayar Sudah dengan Santet (3)

Terbayar Sudah dengan Santet (3)

Terbayar Sudah dengan Santet (3)

Dalam angan ku pastikan sebentar lagi terdengar suara ledakan kecil. Dan si jago merah mulai menyambar gedhek, dinding dari anyaman bambu yang mengelilingi bagian atas tembok rumah kami. Ya, rumah kami masih bentuk 'kotangan'. Bagian bawah sudah tembok dari semen dan pasir tapi bagian atasnya masih anyaman bambu.

Tentu tak mudah bagi bapak untuk membuat sekeliling rumah ini 'gebyok', berdinding kayu jati atau pun tembok dari semen. Untuk menyekolahkan 5 anaknya sampai bangku kuliah saja, benar-benar perlu perjuangan ekstra. Untung sejak SD kami anak-anaknya, sudah terbiasa tak mendapat uang saku.

Ibu, wanita tersabar di dunia, selalu menyemangati kami supaya hidup kami kelak sukses. Tak hanya menyemangati lewat nasihat dan doanya tapi siang malam bekerja tanpa pernah mengeluh.

Bapak yang dulunya pegawai pemerintah telah kehilangan hak pensiun. Ya, saat beliau berumur 30 tahun dan baru punya anak kakakku tertua, saat itulah tantangan hidup dimulai. Tahun 1965 saat terjadi pergolakan politik, tanpa tahu apa pun bapak diseret oleh segerombolan orang. Dihajar habis-habisan hingga pingsan. Tak hanya berdarah-darah bahkan seluruh giginya rontok tak bersisa.

Perih menghunjam seluruh sendiku mendengar cerita dari Mbah Putri, nenekku saat aku kelas 6 SD. Bahkan beranak-pinak menjadi dendam yang ku simpan.

Bersambung ....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisahnya bikin hati gimana gitu.. Lanjuuut. Sukses selalu Oma gaul.

10 Apr
Balas

Hahaa...keep calm, bro. Ini cm fiksi. Hehe...

10 Apr

Luka batin keluarga yang menjadi penyemangat hidup. Mantap, Oma. Banyak konfliknya

15 Apr
Balas

Bgtlah, say.

15 Apr

Kok kisah kita mirip ya Bu, cuma ibu dan ayah tidak mau bercerita jelas tentang ini, yang jelas peristiwa September 1965 membuat ayah tidak PNS lagi, tetapi ibu masih, padahal mereka baru nikah.

10 Apr
Balas

Ini cm fiksi kok bunda. Hehe ...slmt Idul Fitri mhn mf lhr batin

10 Apr

Dendam kesumat...parah... menakutkan... lanjuut... oma cantiiik...

10 Apr
Balas

Siaappp, say

11 Apr

Kisah yang luar biasa bunda

10 Apr
Balas

Sangat menarik bunda

10 Apr
Balas

Trmksh p gr. Slmt Idul Fitri mhn mf lhr batin

10 Apr

Sangat inspiratif

10 Apr
Balas

Trmksh mas Sandi

11 Apr



search

New Post