Vila Tak Berpenghuni (2)
Vila Tak Berpenghuni (2)
Yohan ikut asik menikmati pisang goreng, duduk di kursi sebelah papanya. Sorak kegirangan terlontar saat melihat Nina, kakaknya, pulang dari rumah temannya.
"Jadi Pa, kita nginap di vila?" Nina nampak berseri wajahnya. Mas Gea mengangguk sambil mengunyah pisang goreng. Menyeruput kopi hangat lalu menjawab Nina.
Baju dan perlengkapan kami sekeluarga yang ku tata kemarin, dilihat Nina sejenak. Dia memastikan baju renangnya sudah ada di dalam koper. Simpul kebahagiaan terlihat dari lesung pipit di pipi kirinya.
Bergantian mas Gea dan aku mandi lagi. Banyak aktifitas fisik yang kami lakukan sambil menunggu Nina tadi. Maka gerah rasanya kalau tak mandi lagi. Ku pilih kaos putih dan celana panjang jins agar nyaman saat perjalanan. Begitu pun mas Gea. Ku tawarkan kedua anakku untuk memakai baju yang senada dengan kami. Mereka pun setuju. Akhirnya seperti 'dress code' pakaian yang kami kenakan.
Perjalanan sampai di gerbang tol Tingkir, Salatiga, hanya butuh waktu 35 menit. Begitulah kelebihan bila lewat jalan tol. Segera sampai tujuan, tak terlalu lama perjalanan karena anti macet. Meski ada biaya lebih yang harus dikeluarkan. Tapi setidaknya bahan bakar pun cukup hemat.
"Kita makan dulu atau langsung ke vila?" Tanya suamiku.
"Ke vila dulu saja, Pa!" Teriak Yohan. Nampaknya dia pun pengin segera melihat kolam renang yang ada di vila dan menikmatinya.
"Boleh, Mas. Ke vila dulu baru kita ke luar makan." Sahutku menyetujui usul Yohan.
Mengikuti panduan 'google map' tak ada kesulitan berarti menemukan lokasi. Hanya butuh waktu 20 menit sampai tujuan. Mas Gea membelokkan mobilnya ke kiri setelah asisten Mbah Google mengatakan 'tujuan Anda ada di sebelah kiri'.
Gerimis kecil menyambut kedatangan kami sejak di pintu gerbang. Suasana sepi. Ku tolehkan pandangan ke kanan dan kiri. Ya, maklum saja. Gerimis di dataran tinggi begini, menambah dingin udara. Pasti yang menginap malas ke luar vila.
Nampak berderet glamping di sisi kanan. Ada 20 jumlahnya saat ku hitung. Wauw, bagus banget. Sayangnya, kata mas Gea glamping sudah terisi penuh. Tak satu pun yang bisa kami sewa. Tak apa lah kalau kami dapat yang 'family room'. Malah aku bisa memasak di dapur yang tersedia.
Bersambung ....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Dan kegelisahan para pembaca yang tak sabaran menunggu edisi berikutnya. Lanjuuut. Sukses selalu
Hahaaa...diap mas gr. Trmksh supportnya
Huhuy, seneng tapi deg-degan mau ada apa di sana hehe.... Lanjut, Oma
Ada sesuatu, say. Tggu ya....tx hadirnya
Sampe kerasa dinginnya.
Betull bunda. Dingiinnn, kan? Haha...
Keren bu....sehat dan sukses selalu
Trmksh bunda
Duh terasa ikut liburan kesana.. tapi ndredeg .. akan ada apa disana ya?.. keren oma cantiik... lanjuut....
Ada sesuatuuhh, say. He he..see u tomorrow
Misteri pun dimulai
Iyess bgt mas Heru
Bolehkah menyusul ke villa?
Hahaa...dtggu say
Oma horor
Eh, oma cantik. Yg horor crtnya say
Cerita menarik, bikin penasaran.... lanjut bu Siska
Asiaappp, p Rochadi
Liburan asyik dech... Keren
Ga sabar nunggu seruuunya, Buuu... Salam bahagia.
Asiaapp, bunda. See u
Ke Kopeng atau Bandungan? Kok sampai sampai gerbang tol Tingkir? Ke mBandungan lebih dekat gerbang tol Bawen/Ambarawa, Oma.
Mampir2 dolan dl pbIsak. Tujuan utama Bandungan tinggal msk tol lg
Mulai seru ceritanya. Semoga sukses selalu Opa Sunin.
Kok opa...maaf ya Oma Siska.