Saat ini penguatan pendidikan karakter menjadi prioritas untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Penguatan pendidikan karakter tersebut haruslah terprogram dalam agenda rencana strategis Sekolah. Hal ini selaras dengan kebijakan Pemerintah melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 yang diperkuat lagi dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kebijakan tersebut memiliki beberapa prinsip, yakni: (1) berorientasi pada berkembangnnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu; (2) keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan; (3) berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Penyelenggaraan PPK di Sekolah dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan baik Intrkurikuler, Kokurikuler maupun Ekstrakurikuler. Mengingat pentingnnya penguatan karakter siswa di sekolah maka kegiatan Kokurikuler sekolah menjadi penting untuk dilaksanakan. Sebab belajar itu tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas atau di Sekolah. Menurut Sanjaya (2007), sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Sumber belajar disini meliputi: orang, alat, bahan, aktivitas, dan lingkungan.

Melihat kenyataan yang terjadi, bahwa perubahan sikap yang menjadi tujuan utama dari sebuah proses belajar itu praktis masih jauh dari harapan. Perilaku-perilaku negatif seperti: perkelahian antar siswa, intimidasi (bullying), siswa bolos, malas belajar, ketergantungan, masih saja menjadi potret sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Kondisi ini jelas kemudian akan berdapak buruk terhadap nama baik sekolah, praktis masyarakat pun tidak simpatik dengan sekolah tersebut dan tidak akan mendaftarkan anak-anaknya di sekolah yang siswa-siswanya sering bermasalah sebagaimana yang dijelaskan di atas.

Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah menjadi sangat penting untuk diimplementaskan. Mengingat akhir-akhir ini sering sekali terjadi peristiwa miris yang tidak edukatif dalam lingkungan sekolah, seperti perkelahian antara siswa dan guru, pemukulan terhadap guru, penganiayaan terhadap guru dan sebagainya. Hal tersebut menunjukkan buramnya potret pendidikan kita saat ini. Melihat fenomena di atas, perlu ada usaha dan inovasi nyata dari guru-guru di sekolah bersama para orangtua agar kejadian-kejadian serupa dapat dihindari. Salahsatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh sekolah adalah berupa kegiatan Sosial. Kegiatan ini adalah kegiatan solidaritas siswa bersama guru dengan melakukan kunjungan (visit) dan mewawancarai langsung dengan para pekerja (human) khususnya para pekerja kasar yang ada di sekitar lingkungan sekolah yaitu para Pemecah Batu. Kegiatan sosial ini adalah sebuah program yang diberinama "Human Visit." Tulisan ini adalah hasil pengalaman terbaik (Best Practice) kami sekolah yang merupakan bagian daripada kegiatan PPDB. Kisah haru kehidupan dari para pekerja kasar tersebut nantinya akan menjadi inspirasi sekaligus semangat belajar bagi anak-anak sendiri, sehingga kedepannya dapat berkontribusi positif bagi penguatan karakter dan masa depan anak.