RPP yang membuatku "gegana" gelisah, galau, merana
Buku yang sangat ingin saya tulis adalah buku cerita kaitannya dengan pengalaman pribadi yang merasa gelisah, dan galau kalau mendengar kata RPP. Setiap kali saya mengajar di sebuah sekolah, maka yang menjadi momok menyebalkan buat saya adalah membuat RPP atau bahasa kerennya lesson plan. Hehe, lucu ya ? seorang guru semestinya harus akrab dengan yang namanya RPP, tapi tidak dengan saya, dan beberapa guru lain di SMP IT Bintang Fajar. Mungkin satu satunya SMP di Banjarharjo yang membuat aturan ketat kaitannya pengambilan gaji guru. Yakni bagi guru yang akan mengambil gaji diharuskan pula mengumpulkan RPP satu bulan ke depan.
Sejatinya bukan kesulitan dalam menyusun, tetapi kemalasan sayalah yang menjadi alasan utama RPP saya tak kunjung terbit. Seolah seribu setan mendampingi dan berbisik : “ lah nggo ngapa gaweni RPP diwaca ora be...”. Bisikan ini lambat laun akhirnya menguatkan kemalasan saya, karena beberapa kali saya membuat RPP, ternyata saya lihat masih tertumpuk rapi di meja kepala sekolah dengan lembaran yang masih bersih mulus (sepertinya belum pernah tersentuh tangan).
Gaji pertama, kedua, ketiga, masih tersimpan rapi di laci meja kantor administrasi, perasaan saya pun masih biasa saja. Tiap kali ditanya kenapa ga diambil-ambil gajinya, berbagai alasan saya utarakan ”ga papa lah itung-itung nabung”, “alhamdulillah masih dapet nafkah dari suami”, dan seterusnya. Tapi, sampai pada gaji keempat mulai membuat saya was was dan gelisah......
Kegelisahan ini juga dialami teman saya ustadzah Lintang. Guru matematika di SMP IT Bintang Fajar. Putri keduanya yang masih berusia 4 bulan mungkin membuatnya cukup kerepotan hingga RPP pun tak kunjung terbit. Suami yang bekerja di pelayaran dengan gaji cukup besar rasanya tidak apa-apa lah gajinya belum terkantongi. Heee.......
Beda dengan saya dan ustadzah Lintang, ustad Sukmo sangat rajin membuat RPP. Guru bahasa Jawa dengan tubuh tambun, tak membuatnya bermalasan duduk manis di depan komputer kantor (maklum... beliau belum punya komputer jinjing). Latar belakang keluarga yang mengharuskannya menjadi tulang punggung keluarga membuatnya bersemangat menukarkan amplop putih dengan lembaran-lembaran berisi rencana pelaksanaan pembelajaran .....
Aktifitas KBM (kegiatan belajar mengajar) berjalan sepertia biasa, hari demi hari terlalui, angka dalam kalender sobek di sudut kantor telah tersobek angka 4, besok tanggal 5. Saya semakin cemas. Bisa ambil gaji ga ya .. ???. Dalam hati saya berkata paling mengko ana WA nang grup kon ngumpulna RPP. Benar saja. Klunting bunyi WA dari Hp saya, ustadzah Trias mengingatkan di grup guru SMP IT Bintang Fajar, “jangan lupa RPP untuk pengambilan gaji”. Tiap kali ada pesan dari ustadzah Trias pasti membuatku “GEGANA” gelisah, galau, merana (karena gaji belum terkantongi). Oleh karenanya saya ingin memberi judul buku yang akan saya tulis : “RPP yang membuatku GEGANA”.
Dari pada saya juga galau di meja pelatihan SaguSabu, sudah dulu ya, kita sambung lagi dalam lembaran buku yang insyaallah akan segera di............
Penulis adalah peserta SaguSabu Banjarnegara.2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
kenapa males buat ?