GUYONAN PAK USTADZ MOLIK
Saya mencoba mengingat kisah yang pernah diceritakan pak ustadz Molik saat manasik ke 7 pada 1 Juli 2018.
Orang yang cara pandangnya negatif dan tidak pandai bersyukur jika melihat temannya pakai jilbab baru, mungkin dia akan bertanya:
"Anyar yo mbak jilbab sampean?"
"Oiya mbak anyar"
Dengan sinis dia akan bertanya lagi:
"Tuku nang di mbak?"
"Tuku nang JMP"
"Piro ngene iki sampean tuku?"
"70 ribu"
"Ha? 70 ribu? Jilbab tipis kayak saringan santen gini kok 70 ribu!"
Apakah bapak ibu masih ingat?
Apakah bapak ibu ingat juga berikutnya?
Pak ustadz Molik melanjutkan kisahnya:
Apa susahnya bilang:
"Mbak....ayune. Jilbabnya anyar ya?"
"Iya mbak"
"Tuku nang di mbak jilbab sampean?"
"Tuku nang JMP"
"Piro mbak?" keramahannya menunjukkan cara pandang yang positif.
"60 ribu, kenapa mbak?"
" Mashaallah, pantes lho mbak warnanya. Cocok dengan kulit wajah sampean yang......(#tiiiit sensor)"
Bapak ibu pasti bisa membayangkan pak ustadz founder Nurul Hayat ini saat menyampaikan kisah itu.
Apakah bapak ibu juga masih ingat isi dari kata yang di sensor? 😄
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Inget bu Gagar..... Bahasanya yg kedua lebih halus tapi endingnya sama aja nyinyir dot com...bgan yg di sensor tadi. Hahahaha
Inget bu Gagar..... Bahasanya yg kedua lebih halus tapi endingnya sama aja nyinyir dot com...bgan yg di sensor tadi. Hahahaha