"Maju mbak, maju mbak" kata seorang ibu dengan suara beratnya di belakangku. Rupanya mbak yang diperintah langsung maju menempati posisi yang dimaksud si ibu tadi. Terbukti dengan tidak ada perintah lanjutannya.

Selalu saja ada yang mengatakan hal itu sesaat setelah selesai ceramah singkat sehabis shalat Tarawih. Itu karena banyak jamaah shalat Tarawih tidak mengerjakan shalat witirnya berjamaah. Ada yang pulang langsung saat penceramah kultum naik mimbar, ada juga yang pulang setelah mendengarkan kultum. Indahnya keberagaman.

Jamaah yang masih tinggal harus mengatur posisi kembali, menempati shaf yang ditinggal oleh beberapa orang tadi. Ini menambah latihan kesabaran dan menjadikan semakin sehat jasmani, supaya geraknya ditambah sedikit, mengatur kembali shafnya.

Kultum adalah singkatan dari "Kuliah Tujuh Menit". Tapi prakteknya selalu lebih dari tujuh menit. Bahkan kalau diganti dengan kata "Tujuh Belas Menit" mungkin belum terlalu tepat juga, karena reratanya lebih dari itu.

Kuliah, atau bisa dibilang ceramahnya seperti biasa, disimak oleh beberapa orang saja. Sedangkan yang lain banyak yang berbicara kecil tentang berbagai hal dengan jamaah di sebelah kanan atau yang di kirinya.

Shalat Tarawih berjamaah ini membawa banyak manfaat. Bisa belajar sabar untuk diatur seperti mbak yang tadi, bisa juga belajar mengatur orang lain supaya shaf menjadi baik dan benar.

Suasana kembali hening setelah kultum. Sangat khusuk saat shalat Witir dikerjakan.

Semoga kita berjamaah di dunia dan bersama sama di Surga.

Gagar RA

23 Mei 2018.

Pulang dari masjid Al Ikhlas,

Bumi Marina Emas.

Keputih - Surabaya