Kena Batunya
Pemuda semester enam itu duduk dengan gontai di teras masjid. Aku yang baru saja turun dari lantai dua masjid kampus itu, dihadiahi tanda tanya oleh tingkahnya yang tidak biasa. Ia yang selalu bersemangat kali ini terlihat putus asa. Ia mengusap mukanya, meremas-remas kepalanya, kemudian mendongakkan wajahnya menatap langit seraya terus-terusan beristigfar. Ia menghela nafas panjang, dan kembali mengusap mukanya. Kali ini ia menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Ia menyadari kehadiranku. Ia memandangku sambil tersenyum seperti biasa. Sepertinya ia ingin menyembunyikan kekalutannya pada adik satu-satunya ini.
Aku membuka pembicaraan, memintanya membagi lara. Siapa lagi teman berbagi di rantau seperti ini jika bukan saudara sendiri. Ia menceritakan bahwa ia salah jadwal ujian, sehingga tidak mengikuti ujian salah satu mata kuliah. Konsekuensinya ia harus mengulang pada semester genap berikutnya. Artinya, akan membutuhkan tambahan biaya untuk membayar sksnya. Bukannya kasihan, aku menertawakannya habis-habisan. Terlebih lagi alasannya yang aku anggap tidak masuk akal. “Dasar pelupa. Makanya kak, jadwal ujian tulis besar-besar, tempel di dinding kamar atau di pintu lemari. Jangan lupa buat timer tuh di hp” nasihatku. Ia mengangguk-angguk tersenyum kemudian mengusap-usap kepalaku. Esok harinya, aku terbelalak di depan papan pengumuman kampus. Rupanya kemarin saat aku menertawakan kakak laki-lakiku, aku harusnya mengikuti ujian sebuah mata kuliah yang materinya sudah aku hafal di luar kepala.
Lombok Timur, 13 Februari 2021
#T11
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Nah lho, Kena Batunya. Keren Pentigrafnya
Iya bun, akhirnya sama-sama mengulang hehe. Terima kasih sudah mampir.
Keten Bund pentigrafnya. Saya masih belum ketemu idenya nih utk buat pentigraf
Terima kasih, bun. Semoga segera ketemu ide untuk pentigraf. Pasti seru.
Woow... keren pentigrafnya bunda. Salam sukses selalu
Terima kasih sudah berkunjung. Salam sukses selalu :)
Memang, benar kata pepatah ya Bun, ibarat kita memercik air di cermin, maka mukira sendiri yang kena. Keren pentgrafnya, Bu Ratna. Salam literasi.
Betul, bun. Terima kasih sudah mampir. Salam literasi.
Mantap, semangat, Bu.
Terima kasih :)
Nah loh... kena batunya...ijin follow ya bu
Monggo, bun. Terima kasih.