Pecahan kaca berserakan di dekat tempat duduk Bu Rika. Ia sangat kesal karena haus dan belum sempat minum, gelasnya malah tersenggol seseorang yang berpenampilan seperti pelayan. Pelayan itu memohon maaf berkali-kali, pelayan lainnya mengambilkan alat kebersihan untuk membersihkan pecahan kaca dan tumpahan sirup dingin itu.

Agak ketus Bu Rika menanyakan asal SMA si pelayan. Kesal dengan jawaban si pelayan, iapun menanyakan jurusan si pelayan. Ia bertambah kesal, jawaban si pelayan diluar ekspektasinya. Sementara itu si pelayan menjawab berondongan pertanyaannya dengan tetap tersenyum ramah. Bagi si pelayan, tamu adalah raja.

Pak Damar rekan mengajar Bu Rika menghampiri mereka dan menyapa pelayan tersebut. Dengan bangga Pak Damar memperkenalkan pelayan tersebut kepadanya sebagai salah satu alumni terbaik dari sekolah tempat mereka mengajar. Bu Rika membalas dengan anggukan seadanya. Ia tak mempercayai ucapan Pak Damar. “Cuma pelayan kok dibilang sukses!“ ketusnya dalam hati. Pak Damar mengajak pelayan tersebut menjumpai tamu lainnya. “Itu benar alumni sekolah kita ?” tanya Bu Rika menunjuk pelayan itu dengan gerakan kepala, pada Bu Yuni yang baru saja duduk di depannya.“Oh Dena? iya bu. Dia alumni sekolah kita. Penginapan tempat kita pelatihan ini salah satu properti yang dimilikinya.” Bu Rika terkesiap, buru-buru ia memalingkan muka. Dalam hati ia menyesal dengan perilakunya yang merendahkan seseorang hanya karena penampilannya.

Lombok Timur, 22 Februari 2021

#T21_TM11