“Assalaamu’alaikum, permisi Pak,” sapa saya pada lelaki tua yang sedang duduk-duduk di teras rumahnya yang teduh sembari menyeruput minumannya.

“’Alaikumsalam, rene o mbak. Onok sing iso dibantu a?” Pensiunan jaksa itu menyambut ramah. Kami memang saling mengenal, karena beliau salah satu takmir masjid yang tepat berada di seberang rumahnya, dan saya adalah salah satu jamaah masjid itu. Tepatnya sih nebeng cari teman dan saudara di masjid supaya gak sendirian banget di rantauan, hehehe.

“Maaf, Pak De. Boleh saya minta daun ini?” tunjuk saya pada pohon dari suku Moringaceae yang tumbuh lebat di depan rumahnya, di luar pagar. Itu satu-satunya yang saya temui di daerah sekitar sana.

“Ya, ambil saja. Nggae opo mbak?” tanya beliau heran

“Untuk disayur Pak De. Rindu masakan rumah,” jawab saya, beliau menatap saya heran.

Saya mulai memetik daun-daun hijau yang agak muda. Beliau terlihat penasaran. “Enak a disayur?” tanya beliau mendekati saya

“Enak banget Pak De. Disayur bening. Maknyuss. Saya belum ketemu yang jualan sayur ini di sini Pak De. Tidak dimakan kah di sini?” saya menjawab pertanyaan beliau, dan balik bertanya.

“Yo gak no mbak. La wong iki lo untuk mandiin mayat,” ujar beliau. Kali ini saya yang melongo

“Masa sih Pak De?” tanya saya memastikan. Beliau mengangguk. “Kalau di tempat saya, ini sayur sehari-hari Pak De. Kandungan vitamin dan mineralnya number uno. Di rumah, kami punya beberapa pohonnya,” jabar saya sambil menyudahi memetik daun-daun segar itu. Beliau mendengar penjelasan saya sambil keheranan. Hahaha kami jadi sama-sama heran dunk. “Terima kasih ya Pak De, saya balik dulu,” pamit saya.

“Nek butuh ambil ae mbak, gak usah minta ijin. Itu kan di luar pagar, jadi yo milik umum,” ujar beliau ramah. Saya membalas dengan anggukan dan senyuman, seraya beranjak pulang, membawa seikat moringa oilefera yang masih segar. Terbayang sayur bening moringa oleifera, bajo lembain (ikan asin) dan sambel beberoq untuk menu makan siang kami di kos. Ah betapa nikmatnyaaa.

Moringa oilefera yang dikenal dengan nama kelor memang merupakan salah satu super food. Dalam sekitar dua gram daun kelor terkandung beragam nutrisi antara lain, 600 IU vitamin A (empat kali lebih banyak dari wortel), 11 miligram Vitamin C (tujuh kali lebih banyak dari jeruk), 38-40 miligram kalsium (empat kali lebih banyak dari susu), 2 gram protein, potassium(tiga kali lebih banyak dari pisang), vitamin E(tiga kali lebih banyak dari kacang almond), 0,8 miligram zat besi(tiga kali lebih banyak dari bayam), 70 miligram kalium, 8,5 mikrogram folat, 1,8-2 gram karbohidrat, 8,8 miligram magnesium, vitamin B, selenium, serat, fosfor, dan antioksidan.

Beragam manfaat daun kelor adalah sebagai berikut.

1. Mengontrol tekanan darah

2. Mengatasi peradangan termasuk peradangan usus

3. Memelihara kesehatan dan fungsi otak

4. Menurunkan kadar gula darah

5. Menghambat pertumbuhan sel kanker

6. Meningkatkan daya tahan tubuh

7. Menstimulasi pertumbuhan rambut

8. Meningkatkan keindahan kulit, selain dikonsumsi, bisa digunakan sebagai masker

9. Memperbaiki kesehatan mata

10. Memperbaiki pencernaan

11. Mengurangi keriput (wrinkle/age line)

12. Baik untuk kesehatan sendi

13. Mengobati gangguan kemih

14. Mengobati batu ginjal dan sakit kepala

15. Melindungi organ hati

Kelor, selain dikonsumsi sebagai sayuran sekarang dapat dikonsumsi dalam bentuk teh, atau raw food yang dapat ditambahkan pada berbagai macam makanan dan minuman. Daun moringa ini pun sudah tersedia dalam bentuk body lotion, krim siang dan malam untuk wajah, masker wajah, sabun mandi dan sampo, untuk kesehatan dan kecantikan.

Cara menyajikan sayur kelor paling gampang adalah dengan mengolahnya menjadi sayur bening, tanpa tambahan bumbu apapun, kecuali sejumput garam.

Demikian kandungan dan manfaat moringa oilefera alias kelor. Semoga bermanfaat.

===

Lombok Timur, 18 Mei 2021