ANAKKU BUTUH BELAIAN
ANAKKU BUTUH BELAIAN
GH –BINTEK PENULISAN BUKU PJOK BOGOR 2017
Sedih rasanya jika saya menuai kegagalan. Kegagalan bekerja, tujuan, keluarga dan sebagainya. Sedih, kecewa, kadang marah, namun ada pembelajaran dalam hidup yang sebenarnya bahwa saya adalah cuma manusia. Ketika ingin mengharapkan sesuatu yang terbaik, yang terindah, tersukses. Pekerjaanku adalah guru PJOK SMA dengan notabene pernah sebagai instruktur Nasional dari kurikulum berbasis kompetensi sampai Kurikulum 2013, pernah menjadi fasilitator pendamping kurikulum 2013, instruktur Nasional Guru Pembelajar. Pernah menjadi guru berprestasi meskipun belum yang terbaik.
Dari hal tersebut membuat senjata makan tuan ketika begitu mengejar harapan, sehingga melupakan kewajibanku kepada anak-anakku. Berawal ketika mengambil nilai ujian tengah semester, dengan nilai yang pas-pasan anakku dengan melihat pelajaran PJOK dengan nilai tidak tuntas. Kecewa, marah dan ketika berintropeksi apakah pernah menyisihkan waktu untuk anakku ketika saya berusaha untuk melayani siswaku dengan yang terbaik.
Di tengah malam kuhisap rokok dalam-dalam, ada apa wahai diriku ? Selama ini apakah saya meluangkan waktu untuk mendampingi anakku untuk membaca, memulis, menghitung dan bercanda ? Apalagi ketika melihat pelajaran PJOK tidak tuntas. Betapa gobloknya aku ketika mengantar peserta didikku dengan nilai yang optimal namun melupakan anak-anakku.
Rupanya aku secengeng ini untuk menjadikan harapan besarku pada anakku. Namun kejadian ini membuat aku tersadar bahwa perlu waktuku untuk anakku. Terucap kata “ mohon maaf nak, bapak khilaf “. Mudah-mudahan esok bapak lebih lama membelaimu dengan waktuku. Esok harus lebih baik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tak ada pengorbanan yang sia-sia. Salut buat Bapak
Kerugian terbesar ktk apa yg menimpa kita tdk mengantarkan kita mnjadi semakin baik . Tulisannya keren...sangat menginspirasi...
bener pak. guru itu kayak tukang buah. yang bagus di jual dan buah yang buruk dibawa pulang buat keluarga. anak orang dibuat pinter , eh... anak sendiri kelupaan.
Tetap semangat ya pak...
Dilema memang ketika guru terlalu banyak memberikan waktu dan perhatian untuk siswanya, malah lupa anak sendiri... Jadi teringat film Freedom Writers: dicerai oleh suaminya karena terlalu banyak menghabiskan waktu dan perhatian untuk siswanya.... terus semangat, Pak.. baca juga http://mrsunardi.gurusiana.id/article/cerita-cinta-sang-guru-swasta-4454877
Tq. Pak Sunardi
Keep going, brother ... It's cool
Salut untuk Pak Gatot walaupun bukan guru bahasa Indonesia ternyata puitis juga. Tetap berkarya teman. Semoga awal hasil karya tersebut membawa hasil karya berikutnya. ... Anak yang sukses bukan berarti langsung sukses begitu saja tapi butuh proses panjang. Seandainya anak kandung kita belum mendapatkan nilai yang kita inginkan bukan berarti kita gagal. Tapi kita harus sabar dan membimbingnya sampai anak berhasil mendapatkan nilai yang baik. Karena kesukseskan seseorang biasanya diawali dari kegagalan terlebih dahulu. Semangat Pak Gatot.
Terimakasih Bu Yulis.
Diary pak GH.....semangat ya pak...
Tq b Bu Dew