Persembahan untuk VIII-B
Kemunculan virus Covid-19 di muka bumi ini memang berdampak sistemik bagi peradaban bangsa. Tak hanya dunia, Indonesia juga terdampak. Terlebih bagi kami di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Semenjak ada warga di Pasangkayu yang positif Covid-19, akses dan gerak semakin terbatas.
Dunia pendidikan juga terkena dampaknya. Proses belajar mengajar yang seru dan menyenangkan di sekolah baik indoor maupun outdoor harus “mengalah” dengan virus Covid-19. Siswa dirumahkan. Mereka belajar di rumah.
Telah hampir 3 bulan lamanya, anak wali saya belajar di rumah. Ada rasa penasaran tentang proses mereka belajar di rumah. Apakah selama 3 bulan itu mereka belajar di rumah? Apakah selama 3 bulan itu “anak-anak” saya sudah mengerjakan dan mengumpulkan tugas 11 mata pelajaran? Untuk menjawab pertanyaan itu, maka saya putuskan untuk mengadakan kunjungan ke rumah siswa secara swakarsa. Dari 35 siswa, baru 22 siswa yang saya kunjungi dari tanggal 10-23 Juni 2020. Yang dimana lokasi rumah mereka tersebar di banyak afdeling perusahaan dan dusun. Kunjungan dilakukan secara acak dan melihat kondisi terkini dari siswa yang bersangkutan.
Bergerak dengan penuh pengharapan agar “mutiara-mutiara saya” dapat menjalani proses dengan benar dan baik, serta disusul dengan hasil yang maksimal plus memuaskan. Saya rasa adalah sebuah kewajaran ketika saya selaku “orang tua” mereka di sekolah memiliki harapan seperti itu. Sebuah harapan klasik namun abadi bagi pendidik dimanapun berada. Orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Orang tua pasti ingin anaknya melakukan yang terbaik. Orang tua pasti ingin anaknya memperoleh hasil yang terbaik, maksimal, dan memuaskan.
Saya pribadi sangat memahami bahwa saya tidak dapat “memaksa” mereka. Yang bisa saya lakukan hanya mengingatkan, memotivasi, mengingatkan, memotivasi, dan begitu terus-menerus. Sekali lagi, itu semua demi kebaikan mereka, mutiara bangsa. Mengenai kelancaran dan keberhasilan proses belajar siswa, itu banyak faktor penentunya. Kesuksesan anak wali saya itu tercapai jika terjadi kolaborasi yang cantik dan manis antara siswa itu sendiri, orang tua di rumah, dan orang tua di sekolah.
Teruslah berjuang, mutiara. Ikhlaskanlah dirimu diproses dan dibentuk dalam wadah proses yang bernama pendidikan dan sekolah. Lalui dan nikmati prosesnya dengan penuh syukur dan semangat membara. Itu semua jembatan menuju cita-cita.
#TantanganMenulisGurusiana (Hari ke-123)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar