Gede Ardiantara

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Reuni yang Menggetarkan (1)

Reuni yang Menggetarkan (1)

(… lanjutan)

“Bapak/Ibu, teman-teman, saya tidak bermaksud sombong. Saya baru saja menyelesaikan program S3 di sebuah kota di Amerika Serikat bernama New York. Nama kota itu baru saya dengar ketika saya belajar Geografi di sekolah kita tercinta ini. Waktu itu seorang guru Geografi sedang menerangkan tentang Benua Amerika. Entah bagaimana ceritanya guru tersebut berkata kepada saya sambil menunjukkan peta Benua Amerika, “Andika, di sini lokasi kota New York. Kota ini sangat terkenal. Kotanya bagus. Modern. Bersih. Keren. Kamu harus ke sana nanti. Bapak yakin kamu bisa pergi dan menikmati kota itu secara langsung.” Begitulah kata guru Geografi saya saat itu. Saya percaya-percaya saja waktu itu. Meskipun saya yakin beliau sendiri belum pernah kesana. Tapi saya sudah membuktikan sendiri dan yang disampaikan oleh beliau benar adanya. Berkat petunjuk dan doa beliau saat kelas X itu, saya bisa pergi ke New York dan menikmatinya sembari menuntaskan pendidikan S3. Untuk itu, saya ingin berterima kasih kepada guru Geografi saya tersebut. Satu-satunya guru Geografi yang dimiliki sekolah kita sejak dulu.” ucap Andika.

Andika menghentikan penyampaiannya. Ia berjalan turun panggung menuju lokasi guru Geografi yang ia maksud. Tak lain ia adalah Bapak Triadi. Andika mengajak Bapak Triadi ke atas panggung.

“Bapak/Ibu, teman-teman, perkenalkan, beliaulah guru Geografi saya yang memperkenalkan New York, beliau Bapak Triadi. Hari ini saya ingin berterima kasih. Meskipun sangat sulit kita mengukur jasa seorang guru. Tapi perkenankanlah saya membalasnya. Saya akan mengajak Bapak Triadi beserta istri dan 3 orang putranya untuk pergi jalan-jalan ke New York selama 1 bulan. Gratis. Semua biaya akomodasi dan keperluan beliau sekeluarga, saya yang tanggung. Saya harapkan Bapak kepala sekolah bisa memberikan dispensasi untuk Bapak Triadi. Saya harapkan Bapak Triadi mau menerima ucapan terima kasih dari saya yang pastinya masih sangat jauh dari jasa yang Bapak berikan kepada saya.” jelas Andika.

Bapak Triadi berkaca-kaca. Beliau sudah memegang mic. Tapi ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun. Suasana haru menyelimuti aula SMA Bayu Perkasa. Bapak Triadi memeluk Andika dengan sangat erat. Kabut membentang di mata mereka berdua. Disusul oleh seluruh undangan di aula itu. Sungguh Bapak Triadi tidak pernah menduga bahwa siswanya masih mengingat perkataan motivasinya 20 tahun yang lalu.

(tamat)

#TantanganMenulisGurusiana (Hari ke-106)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post