Tanpa Tepuk Tangan
Hasil final Olimpiade Akuntansi siap diumumkan. Panitia yang bertugas telah mengambil posisi di atas panggung. Guru Pembina dan siswa menunggu dengan berbagai ekspresi. Suara penonton mulai bergemuruh.
Suasana kembali hening tatkala suara dari atas panggung terdengar nyaring. Tampak petugas yang mengumumkan sudah siap. Ia tak sendiri. Selembar kertas keramat ikut menyertainya.
“Selamat siang.” sapa petugas.
“Selamat siang.” sahut seluruh penghuni ruangan.
“Kita telah tiba pada saat yang ditunggu-tunggu, yakni pengumuman juara. Saya yakin Bapak/Ibu Guru Pembina dan adik-adik peserta sudah tak sabar menunggu hasilnya.”
“Benar. Ayo buruan!” celetuk salah seorang Guru Pembina.
“Ia, Pak. Ayo segera diumumkan, Pak.” sahut salah seorang peserta.
“Baiklah. Saya akan bacakan sekarang. Saya mulai dari juara III. Juara III diraih oleh SMAN X. Beri tepuk tangan yang meriah.” ucap petugas yang belakangan diketahui adalah Dosen Pembimbing Kemahasiswaan Jurusan D3 Akuntansi.
Aku dan teman-temanku pun ikut tepuk tangan dengan kencang.
“Juara II diraih oleh SMAN Y. Beri tepuk tangan yang meriah.” ajak Bapak Dosen.
Lagi-lagi aku dan teman-temanku ikut tepuk tangan berulang-ulang.
“Juara I dan yang berhak menjadi Juara Umum adalah SMAN 4 Denpasar. Berikan tepuk tangan yang luar biasa.” ucap Bapak Dosen.
Kali ini, aku dan teman-temanku diam. Kami tidak tepuk tangan seperti saat Juara II dan III diumumkan. Kami tidak meneriakkan apapun. Kami sunyi. Kami sesama kontingen SMAN 4 Denpasar hanya saling lirik.
Kebisuan kami membuat banyak pihak bertanya-tanya. Ada beragam ekspresi yang mengarah ke tempat kami duduk. Kami diam saja sambil mengobrol santai dan tersenyum syukur atas perolehan hasil dalam Olimpiade Akuntansi tersebut. Peristiwa ini juga terjadi di lomba-lomba yang lain.
Hingga kini, 13 tahun sudah aku purna bakti dari Klub Akuntansi. Aku masih mengingat masa-masa itu. Kurang lebih 2 tahun aku dibina di Klub Akuntansi oleh Bapak I Ketut Widiada dan Bapak I Nyoman Subawa. Ada banyak hal yang diajarkan. Tak hanya untuk dapat menaklukkan soal-soal Olimpiade Akuntansi yang bobotnya setara materi anak kuliahan saja. Salah satunya adalah tentang kebisuan saat nama sekolah diumumkan sebagai juara.
Sekilas hal itu tampak aneh. Masak ia hanya berdiam diri saja ketika diumumkan sebagai juara? Padahal secara umum pasti banyak yang berteriak gembira, nyanyi-nyanyi, melompat-lompat kegirangan, dan tepuk tangan sekencang-kencangnya. Bahkan pada ajang olahraga, kadang-kadang aku perhatikan ungkapan kegembiraan diluapkan dengan membuka baju dan berlari keliling lapangan. Ada juga yang mencium bola berulang-ulang.
Lalu, apakah kebisuan yang aku dan teman-teman lakukan itu salah? Terus, apakah ekspresi teriak, nyanyi, lompat, tepuk tangan, membuka baju, dan berlari keliling lapangan sebagai wujud bangga dan bahagia atas kemenangan, itu termasuk hal yang salah? Tak ada yang salah dari dua hal tersebut. Kita memiliki kebebasan berekspresi yang tetap dibatasi norma.
Aku yakin kalian pasti masih bingung mengapa aku dan teman-teman diminta membisu. Penjelasan yang aku dapatkan adalah ketika kita diumumkan sebagai juara atau pemenang, kita boleh saja bangga dan senang. Tapi jangan sampai luapan rasa kemenangan kita membuat pihak lain semakin sedih. Kita harus menjaga perasaan peserta lain yang belum menjadi juara. Kita tidak boleh sombong. Kita tidak boleh menari-nari bahagia, apalagi dibalut selimut kesombongan di atas kegagalan atau kesedihan orang lain. Cukup kita ungkapkan dengan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan yang telah membimbing dan membantu usaha kita.
#TantanganMenulisGurusiana (Hari ke-78)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar