Gendis

Melihat, menyimak, memahami, berusaha meniru, memodifikasi dan mencoba berbagi. Berkreasi untuk memberi makna...

Selengkapnya
Navigasi Web
2.3.a.9 Koneksi Antar Materi Coaching

2.3.a.9 Koneksi Antar Materi Coaching

2.3.a.9 Koneksi Antar Materi_ Coaching

Oleh : Sulastri, S.Pd.

CGP Angkatan 4 Tahun 2021

SMK Negeri 2 Tulungagung

Fasilitator : Suyatno, M.Pd., M.Kom.

Pengajar Praktik : Imatul Awaliyah, M.Pd.

Indonesia memiliki tokoh pendidikan terkenal yakni Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan panutan para pendidik di Indonesia. Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan dengan dunia pendidikan saat ini. Pemikiran-pemikirannya menjadi acuan dan dasar pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Menurut beliau bahwa pendidikan adalah proses menuntun tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodrat yang dimilikinya agar anak tersebut memperoleh kebahagaian dan keselamatan baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. Salah satu proses menuntun tersebut dapat dilakukan dengan cara coaching. Dalam coaching guru berperan sebagai coach yang dapat menuntun peserta didik sebagai coachee dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali segala potensi dan kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan tujuan menuntun dan mengarahkan untuk mencari solusi.

Guru sebagai coach sangat berperan penting dalam menciptakan kenyamanan bagi peserta didik melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga timbullah rasa empati, saling menghormati dan saling menghargai antara guru dan peserta didik. Dengan kemampuan dan keterampilan bertanya dari seorang coach dapat menyadarkan peserta didik akan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga peserta didik tersebut mendapatkan solusi atas permasalahannya sendiri.

Dalam proses coaching, sangat jelas terlihat bahwa guru dan peserta didik adalah mitra dalam belajar. Belajar bersama mengenali kekuatan yang dimiliki untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan peserta didik. Kini, bukan zamannya guru cemerlang sendiri akan tetapi bagaimana peserta didik pun menjadi cemerlang dan bersinar. Untuk itu guru dapat membantu peserta didik menemukan kekuatan untuk bisa hidup sebagai manusia seutuhnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan potensi dan kemampuan peserta didik adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dilakukan dengan amemperhatikan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar. Guru sebagai coach akan selalu berupaya untuk menggali kebutuhan belajar peserta didik dengan mendesain proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan segala potensi yang dimiliki peserta didik.

Selain itu, secara sosial emosional segala potensi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. Proses coaching dapat berjalan degan mengoptimalkan ranah sosial emosional sehingga setiap peserta didik mampu menyelesaikan setiap masalah dengan potensi dan kemampuannnya sendiri. Pada akhirnya mereka akan mampu hidup bebas dan merdeka menentukan jalan hidupnya sesuai kekuatan dan potensinya masing-masing.

Coaching yang dilakukan oleh coach kepada coachee membutuhkan empat keterampilan yaitu: 1) Keterampilan membangun dasar proses coaching, 2) Keterampilan membangun hubungan baik, 3) Keterampilan berkomunikasi, dan 4) Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Dalam proses coaching ada salah satu model yang biasa digunakan oleh coach yaitu model TIRTA yang meliputi langkah-langkah

• Tujuan utama pertemuan/pembicaraan;

• Identifikasi masalah coachee;

• Rencana aksi coachee; dan

• Tanggung jawab/komitmen.

Dalam aksi aspek berkomunikasi untuk mendukung praktik coaching antara lain, Komunikasi Asertif, Menjadi Pendengar Aktif, Bertanya Reflektif, dan Umpan Balik Positif.

Refleksi terhadap proses coaching di sekolah

• Coaching adalah salah satu bentuk usaha yang dilakukan guru untuk menuntun segala potensi peserta didik untuk hidup sesuai kodratnya yang dimilikinya.

• Coaching menjadikan peserta didik dapat hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya, untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

• Coaching dapat menuntun peserta didik untuk berkesadaran penuh mencapai kemerdekaan belajar.

• Coaching adalah pilihan yang tepat dalam menangani persoalan yang dihadapi. Melalui coaching, coachee akan dilatih untuk menemukan sendiri jalan keluar dari persoalan yang dihadapinya

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap ulasannya keren

31 Mar
Balas

Mantap bunda ulasannya, belajar menjadi Coac Yang baik, untuk anak-anak yang dipercayakan... Salam sukses bunda dan ijin follow ya, jika berkenan follow back

31 Mar
Balas

Terima kasih, sudah follow back

03 Apr

Terima kasih, sudah follow back

03 Apr

Terima kasih, sudah follow back

03 Apr



search

New Post