Sebaiknya baiknya nasehat adalah nasehat tentang ketakwaan kepada Allah SWT, seindah – indahnya seruan, adalah seruan kepada amaliah kebaikan. Melalui tulisan ini penulis ingin mengajak kepada diri pribadi penulis khususnya, dan umunya kepada seluruh gurusianer untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah melalui ladang amalan profesi kita masing – masing. Allah Dzat yang Maha Luas IlmuNya, semoga kita senantiasa diberikan ni’mat untuk menggali wawasan, mengkajinya sehingga dapat diterapkan / diamalkan dengan sebaik – baiknya dalam kehidupan kita.

“Sampaikanlah walaupun satu ayat”. Hadist yang pendek namun sarat dengan segudang hikmah yang harus kita tafakuri bersama, terutama bagi guru yang salah satu diantara sekian banyak tugas dan fungsinya adalah menyampaikan ilmu kepada peserta didik, hadist tersebut merupakan salah satu “gerbang pembuka” untuk menyampaikan ilmu yang substansinya harus mengarah pada perbaikan kualitas karakter peserta didiknya. Baik dari segi kognisi, afektif, dan psikomotoriknya. Lantas substansi seperti apa yang harus disampaikan seorang guru untuk membuat karakter muridnya menjadi lebih baik ? tentunya apa yang menjadi poin inti penyampaian harus bernafaskan kaidah – kaidah islam yang rahmatan lilalaminn. Prinsip pembentukan karakter yang sedang menjadi isu hangat pada struktur kurikulum saat ini hendaknya ditranformasikan dengan kaidah islami yang sampai akhir zaman akan senantiasa berbanding lurus dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Apa itu kaidah islami ? secara awam penulis menyimpulkan bahwa kaidah islami adalah aturan yang belandaskan pada Al – Qur’an dan As Shunnah. Ini menjadi jelas dan tak terbantahkan, kita telah mendapat hikmah / huddan /petunjuk langsung dari Allah, yang secara amaliah / praktik kehidupannya diperjelas dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Saat semua pejabat pendidikan sedang sibuk memformulasikan prinsip pembentukan karakter, 14 abad yang lalu ini sudah dipraktikan dan dijalankan oleh Rasullullah SAW, dengan hasil peradaban yang luar biasa yang kerap disebut sebagai masyarakat madani. Masyarakat madani ini adalah bukti nyata bagaimana pendidikan karakter ini diterapkan dengan kaidah islami, Rasul telah memberikan kita contoh yang sangat jelas dari mulai bangun tidur sampai dengan tidur lagi, sungguh dalam diri Rasul itu terdapat suri tauladan yang baik, lantas saat ini kenapa masih saja ada oknum pejabat pendidikan atau bahkan guru yang beragama muslim mengalami kesulitan untuk menerapkan pendidikan karakter? Formulasi nya sudah ada, Figurnya ada dalam diri Rasulullah, dan tata cara nya ada dalam As Sunnah, tidak bermaksud untuk mencari kesalahan, penulis menyadari sendiri sebagai seorang guru kita terlalu fokus memikirkan bagaimana pendidikan karakter ini bisa berhasil dilakukan kepada peserta didiknya, sehingga melupakan bahwa semestinya guru itu sendiri yang harus terlebih dahulu memiliki karakter kuat, pendidikan karakter didakwahkan dan dilaksanakan melalui salah satu cara yang efektif yakni memberi tauladan kepada muridnya, menjadi contoh yang layak untuk di gugu dan ditiru, semoga setiap insan terutama guru yang beragama muslim mulai mendetoksifikasi dirinya dari karakter yang tidak semestinya ada dalam diri guru tersebut. Barakallah