Mata yang malang, yang harus rela melepaskan teman setianya.

Setahun lebih kamu sudah menemaniku dari tempat yang satu ke tempat yang lain, dari sekolah ke sekolah, dari instansi ke instansi, bahkan dari pulau ke pulau. Kini aku harus benar-benar rela jauh darimu wahai teman setia.

Terimakasih kecamata kamu sudah menemani mata ini membaca dan menulis. Hari ini kamu harus rela digantikan dengan temanmu yang lain, bukan berarti karena kamu sudah tidak berguna lagi tapi karena kamu sudah rapuh, aku sudah sediakan tempat yang paling indah di ujung lemari dekat dengan temanmu yang lain, ada kacamata hitam, dan kacamata biru.

Berat rasa nya aku mengucapkan perpisahan ini, tapi inilah jalannya, karena kita sudah ada di penghujung jalan. Jangan bersedih meskipun kita berpisah, kenangan manis dengan mu akan selalu di kenang, dan kamu tidak akan pernah aku buang. Kamu juga harus mengerti jika kamu tetap bersama mata ini, yang akan terasa yaitu perih, mata ini tidak bisa berfungsi dengan baik, tidak bisa membaca, tidak bisa menulis dan bahkan tidak bisa melakukan hal yang kecil sekalipun. Jangan khawatirkan mata ini. Karena mata ini sudah ada yang menjaganya, yang akan tetap senantiasa mengingatkan untuk membaca dan menulis.

Selamat malam kacamata lama, izinkan mata ini terpejam untuk beberapa jam saja. Untuk menyambut hari esok yang lebih berwarna.

"Sepenggal kisah perpisahan dengan kacamata"

Selamat malam insan Gurusiana.

Home sweet Home, 18022018