Gina Anggiana Agustina

Gina Anggiana Agustina, S.Pd, Lahir di Bekasi pada tanggal 29 Agustus 1982. Domisili saat ini di Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi. Sulung dari dua bersaudara, me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berbagi Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

Berbagi Aksi Nyata Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

ARTIKEL AKSI NYATA PAKET MODUL 3 PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH

3.3 Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid

“EKSPOS PADA PADI”

PAMERAN DIGITAL LITERASI SISWA SMANSASERA

OLEH: GINA ANGGIANA AGUSTINA, S.Pd

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 1 SMAN 1 SERANG BARU KABUPATEN BEKASI

Deskripsi Singkat Aksi Nyata “EKSPOS pada PADI”

A. Latar belakang

Kasus dilema etika adalah keadaan yang mungkin sering kali ditemui dalam keseharian, baik ketika menjalankan peran sebagai guru atau sebagai individu bermasyarakat. Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas idealnya guru memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika. Pada modul ini dilatihkan bagaimana menghadapi dilema etika sehingga dapat dibedakan dengan bujuk moral. Karena itu, apapun keputusan yang diambil harus dapat berdampak positif. Berdampak positif yang memiliki makna berpihak atau berpusat pada murid utamanya dalam merencanakan atau mengeksekusi program sekolah agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Program Pendidikan Guru Penggerak pada paket modul ini mengusung tema utama “PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN SEKOLAH” sangat berkaitan pada apa yang menjadi tujuan Pendidikan sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD). Dimana menurut KHD makna pendidikan adalah tempat bersemainya kebudayaan, dimana pendidikan membangun peradaban dan melahirkan masa depan, sehingga dapat menjawab tantangan jaman. Setiap pendidikan bebas dari segala ikatan, dengan menghamba kepada Allah dimana tujuan akhirnya adalah menjadi manusia bahagia dengan tingkat kebahagiaan tertinggi.

Proses pembelajaran yang mencerminkan pemikiran KHD dimana belajar mengajar adalah bagian dari pendidikan, KHD menekankan bahwa pembelajaran bepusat pada murid, dengan memberikan penghormatan sepenuhnya menghamba pada murid. Menghamba pada murid dimana artinya adalah segala bentuk tuntunan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan murid, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, pendamping dan yang menuntun murid menemukan perubahannya. Perubahan dari tidak tahu menjadi tahu sekaligus memiliki budi pekerti yang baik dengan mengolah cipta, rasa dan karsa.

Begitu juga dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid. Pentingnya memetakan aset sekolah, karena dengan pemetaan aset itulah program sekolah bermula dan dicanangkan. Mengingat banyak sekali hal positif dilingkungan sekolah rata-rata yang sudah dan atau bahkan belum dieksplore pemanfaatannya. Berdasarkan analisis kebutuhan dan aset sumber daya manusia di lingkungan sekolah, dimana banyak karya-karya yang bisa dibuat oleh siswa yang belum tereskplore maupun terpublikasi dengan baik dan atau belum terfasilitasi. Biar bagaimanapun ketika aset dan sumber daya yang dimiliki dapat dipetakan dengan baik, sehingga pemanfaatannya dapat lebih maksimal untuk merencanakan program-program sekolah yang berdampak pada murid.

Salah satu program yang dicanangkan sekolah adalah membudayakan dan mengembangkan kegiatan literasi sekolah. Disinilah peran guru dan semua stakeholder mengambil kebermanfaatan dari pengembangangan aset sekolah, sehingga bagaimana kegiatan literasi sejalan dengan program-program lain terintegrasi dengan tujuan menciptakan murid merdeka belajar. Kegiatan literasi ini walaupun masih masa pandemic dapat dilaksanakan dengan baik karena dukungan orangtua di rumah dan kesadaran penuh siswa. Semua aktivitas dilaksanakan sebagai pendamping proses kegiatan belajar mengajar yang secara daring.

B. Alasan melakukan aksi

Perkembangan literasi sekolah sedang digalakkan di hampir seluruh program sekolah. Bahwa darurat kemampuan literasi siswa sangat menjadi penentu kemajuan sekolah dewasa ini. Literasi sudah menjadi prasyarat kemampuan dasar dalam menghadapi era digital 4.0. Untuk itu, kegiatan-kegiatan yang terintegrasi dengan aktivitas literasi akan menjadi bahan utama melatih dan melahirkan jiwa-jiwa literat sejati. Sebagaimana sejalan dengan visi SMAN 1 Serang Baru yaitu “Sekolah unggul berakhlakul karimah, disiplin, berdaya saing, nyaman, berprestasi” Dengan tujuan mewujudkan insan yang berakhlak mulia, cerdas dalam berkarya, profesional dalam bekerja sesuai bidang dan kompetensi masing-masing. Salah satu upaya sekolah adalah dengan menguatkan kemampuan literasi seluruh warga sekolah, bukan hanya siswa namun semua yang terlibat dalam kemajuan.

PADI atau Pameran digital literasi siswa SMANSASERA ini adalah rangkaian kegiatan literasi siswa yang berawal dari program sekolah EKSPOS (Ekspresi Potensi Siswa). Siswa diberikan kesempatan setiap harinya berkarya dengan tema-tema yang diberikan. Karya dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk berbagai macam media disesuaikan dengan minat dan bakat siswa serta kemampuan masing-masing. Pengumpulan hasil karya dikoordinir per kelas kolaborasi dengan walikelas dan guru mata pelajaran. Dokumentasi karya-karya ini pun akan menjadi dasar pertimbangan pemetaan bakat dan minat siswa guna perencanan strategi pembelajaran di semester berikutnya.

C. Hasil aksi nyata

Aksi nyata kali ini dapat terlaksana dengan dukungan penuh dari personel sekolah terutama kepala sekolah dan semua stakeholder. Dimana program yang berdampak / berpihak pada murid yang sejalan dengan program serta visi misi sekolah. Peran siswa adalah ujung tombak penentu keterlaksanaan program aksi nyata ini. Untuk itu, motivasi dari guru dan wali kelas tidak kalah penting serta peran orangtua/wali murid dirumah yang menjadikan semangat para murid untuk berkontribusi. Dengan begitu, harapan untuk memunculkan dan melejitkan potensi-potensi siswa SMANSASERA dapat terwujud meski belum sempurna 100% tereksplore. Namun demikian, sudah mulai terlihat perkembangan kemampuan literasi siswa melalui minat dan bakatnya. Banyak potensi-potensi siswa yang sebelumnya tidak terpublikasi dengan diberikan wadah dan kesempatan akhirnya banyak memberikan inspirasi antar sesama siswa.

Kegiatan literasi ini difasilitasi sekolah dalam hal publikasi via google site dan web sekolah, dimana pembukaan acara puncaknya dibuka oleh kepala sekolah secara live on podcast dan disiarkan secara langsung live streaming di akun youtube sekolah. Pameran digital literasi siswa ini adalah lanjutan rangkaian kegiatan EKSPOS yang dipublikasikan dan diapresiasi dalam media online sekolah. Tim OSIS dan gabungan Ekstrakurikuler serta wali kelas berkolaborasi menggerakkan anggota-anggota dan siswanya untuk aktif mengunjungi web sekolah maupun halaman-halaman karya siswa per kelas yang sudah terpublish dengan baik. Sehingga yang menjadikan siswa bersemangat dan membangkitkan aura positif untuk terus berkreasi karena karyanya dilihat dan diapresiasi.

Semua Siswa dan guru berkontribusi dengan diberikan kesempatan untuk saling mengunjungi halaman karya siswa dan guru untuk memberikan apresiasi di kolom pesan dan kesan yang disediakan di google site dan web sekolah. Tidak ada karya yang sederhana, yang ada hanyalah apresiasi untuk selalu berkarya dan berbuat lebih. Sekecil apapun yang dilakukan akan memberikan tambahan amunisi untuk melahirkan kreasi-kreasi baru.

Perasaan Ketika atau Setelah Menjalankan Aksi Nyata

Dalam menjalankan aksi nyata ini dari mulai perencanan sampai kepada pelaporan, adalah pengalaman yang luar biasa menantang. Mengingat perkembangan literasi sekolah adalah salah satu yang menjadi agenda dan program sekolah demi terwujudnya peningkatan kemampuan siswa dalam mengembangkan diri dan bersaing secara global sehingga lulusannya kelak memiliki daya saing. Selain merasa tertantang, perasaan lega sekaligus bangga terhadap pencapaian siswa terutama tim yang sudah baik berkolaborasi menjalankan peran masing-masing. Puas dengan hasil karya yang dihasilkan oleh siswa, dan yang sudah terpublikasi dengan baik. Bahagia dengan bersemangat dengan adanya saling mengapresiasi karya antar siswa turut pula menginsipirasi yang belum berkontribusi jadi lebih semangat melejitkan potensi diri.

Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan Keseluruhan Aksi Nyata

Pembelajaran yang didapatkan dengan menerapkan program sekolah yang berdampak pada murid, adalah tantangan untuk menularkan pada lingkungan sekitar tentang praktik baik dan tantangan untuk terus memperbaiki diri dalam berinovasi dan berkreasi. Walaupun awalnya banyak keluhan dari siswa karena banyaknya tugas dimasa pandemi dan online ini, namun pada akhirnya mereka sudah mulai menerima dan bersahabat dengan aktivitas-aktivitas online di rumah terkait kegiatan sekolah. Memang tidak mudah menimbulkan motivasi instrinsik dalam diri siswa, bagaimana melecutkan kemauan mengembangkan diri dalam kemampuan berliterasi dan berkolaborasi. Semua membutuhkan proses dan motivasi eksternal dari berbagai pihak, walo kelas, guru, dan tentu orangtua. Upaya yang dilakukan dari mulai yang sederhana dan terlihat manfaatnya dari siswa. Mewadahi mereka sesuai dengan minat dan bakat adalah kuncinya. Apapun yang akan mereka lakukan, mereka suka, dan bersemangat, peran sekolah hanya memfasilitasi.

Rencana untuk Pelaksanaan Mendatang

Berusaha agar lebih intens, konsisten dan fokus dalam mengelola pembelajaran dan program sekolah yang berdampak pada murid. Keseluruhan paket modul pada program Pendidikan guru penggerak ini banyak memberikan warna dan pengalaman baru. Terutama menginjak paket 3 dimana ini adalah paket modul terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan program, banyak yang belum didapatkan sebelumnya tentang bagaimana pengambilan keputusan sebagai pemimipin pembelajaran. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab yang mengandung unsur dilema etika. Rencana ke depan ingin mempraktekan dan melatih kemampuan mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih intens lagi dalam keseharian, mengevaluasi studi kasus ataupun praktik baik yang dialami sendiri, maupun studi kasus hasil dari temuan-temuan rekan sejawat dari keseharian. Karena itulah, seyogyanya agar lebih banyak bisa berbagi dan mentransfer kepada seluruh warga di lingkungan baik sekolah atau ditengah-tengah keluaraga dan masyarakat.

Rencana ke depan ingin berbagi dan mempraktekkan dalam keseharian bagaimana merencanakan, mengelola, mengevaluasi pembelajaran dan program sekolah yang berdampak pada murid. Dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan berikut uji-uji dan telaah fakta sebelum memutuskan atau mengambil keputusan baik Ketika proses eksekusi program ataupun dalam perencanaan. Sambil berproses melatih diri sendiri, namun menularkannya pada lingkungan disekitar. Menular, tapi dalam konotasi positif, karena kata tular itu memiliki stigma menjalar dengan cepat tanpa pilih sasaran. Intinya sama seperti halnya tanda kutip virus-virus baik semoga apa yang menjadi pengalaman ini bisa diimbaskan menjalar seperti halnya virus-virus menjangkiti menyebar dengan cepat.

Upaya lain tentunya bagaimana mentransfer pemahaman dan pengalaman yang didapatkan dari mulai paket modul satu tentang filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai-nilai guru penggerak serta terkait visi misi dan budaya positif sekolah. Pada paket modul dua, Banyak hal yang perlu dilatih, diimplementasikan dan ditularkan praktik-praktik baik tentang pembelajaran berdiferensiasi, kompetensi sosial emosional, dan sambil terus mengembangkan diri terutama kemampuan dalam praktik teknik coaching dan implementasi sosial emosional dalam pembelajaran yang berpihak pada murid.

Mulai dari diri, dan banyak berdiskusi, baik dalam komunitas atau di luar komunitas, di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah bahkan dalam skala kecil dalam lingkungan keluarga. Langkah pertama dan tujuan berdiskusi adalah menggali studi kasus atau praktik baik yang sudah pernah dialami atau bahkan sedang dialami oleh baik rekan sejawat, kerabat atau bahkan kasus yang dialami murid. Dengan banyak menelaah studi kasus dan mencoba mempraktikan langkah-langkah perencanaan sampai evaluasi program yang berdampak pada murid harapannya ke depan agar bisa memposisikan diri sehingga perbekalan sebagai pemimpin pembelajaran lebih paripurna. Dimana seorang pemimpin akan banyak dan selalu dihadapkan pada suatu situasi dilema, karena pemimpin adalah pemegang kebijakan di kelas terkait proses pembelajaran yang akan murid terima, maka kemampuan pengambilan keputusan akan penerapan dan pengelolaan pembelajaran adalah hal mutlak yang harus dimiliki seorang guru, dan kelak murid-murid yang dihadapi pun akan menduplikasi suksesnya seorang pemimpin pembelajarannya di kelas. Kapan? Mulai dari saat ini, mulai dari sekarang, beraksi dan berbuat lebih.

Tentu saja dalam menjalankan rencana dan dalam mengupgrade kemampuan sebagai pemimpin pembelajaran butuh pendamping, butuh yang lebih dari sekedar rekan diskusi dan betukar pikiran, bahkan seyogyanya orang berpengalaman terpilih yang sudah lebih dulu menjadi pemimpin dan pengambil kebijakan, dalam hal ini orangtua yang utama, serta orangtua di sekolah yaitu kepala sekolah, serta rekan-rekan sejawat. Saya harus lebih intens bertanya dan sharing tentang perencanaan atau terkait telaah kasus yang sedang dihadapi atau berdasarkan pengembangan literasi studi kasus yang ditemui dalam keseharian. Setelah melatih diri dengan 9 langkah pengambilan keputusan, dengan terus merefleksi diri dan mengevaluasi program.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post