Agus Hidayat

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mensyukuri Nikmat Akal

Menurut pakar pendidikan Muchtar Buchori : Pendidikan adalah pendewasaan peserta didik agar menjadi manusia mandiri, siap menghadapi tantangan. Maka berlatih menghadapi kegagalan, berlatih menghadapi rintangan, mengahadapi kesulitan juga merupakan hal yang perlu dilatihkan atau dialami siswa.

Ahli pendidikan sudah banyak menyampaikan bahwa pendidikan bukan sekadar urusan pencerdasan intelektual (IQ) yang tolok ukurnya adalah lulus ujian Nasional. Allah menciptakan otak sebagai sumber akal kita, sungguh dengan penciptaan yang sebaik-baiknya. Bahwa semua manusia dikaruniai gen atau DNA yang diturunkan didalamnya tersimpan berbagai kemampuan atau talenta. Talenta talenta yang ada sering tidak berkembang karena tidak ada kesempatan untuk mengembangkannya. Banyak sekolah lupa melakukan kegiatan pengembangan talenta-talenta lain yang begitu banyak, karena terlalu sibuk mengembangkan satu talenta, yaitu talenta Intelektual saja. Sekolah yg bermutu mestinya sekolah yg dapat mengembangkan semua talenta ataupun kompetensi yg dimiliki peserta didik. Talenta atau kompetensi manusia dapat diturunkan, namun tidak akan muncul sebagai sifat yg tampak atau fenotip bila tidak ada upaya pengembangan. Volume otak manusia yg memiliki kelebihan dibanding dengan berbagai kelas binatang, ternyata memiliki kelebihan kompetensi yg luar biasa. Menusia menjadi ciptaan Allah yg sebaik-baik ciptaanNya. Mengapa bayi manusia saat dilahirkan belum bisa berbicara, bergerak banyak apalagi berjalan? Sementara hewan mamalia lain, begitu dilahirkan beberapa saat kemudian sudah langsung bisa berjalan. Boleh jadi ini berhubungan dengan proses perkembangan otak atau akalnya, bila bayi manusia lahir dalam kondisi telah memiliki kompetentsi yang ada, bisa saja sulit untuk dilahirkan karena kepalanya berukuran besar dengan volume otaknya. Wallahualam bishowab.

Betapa besar hikmah dari nikmat akal yang Allah limpahkan pada kita. Oleh karenanya hanya manusia yang tidak mendapat petunjuk /hidayah sajalah yang tidak pernah mensyukurinya.

Bagaimanakah realisasi syukur atas nikmat dikaruniakannya otak dan akal yg luar biasa tersebut? Beberapa hal berikut adalah sebagian cara mensyukurinya :

Mengoptimalkan pengetahuan sebagai produk dari akal untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri pada Allah. Islam memberikan kesempatan pada akal manusia untuk mengenal Allah. Dengan pengetahuan yang dimiliki manusia, Islam menuntun manusia untuk mengenal Allah melalui ciptaan-ciptaanNya. Betapa besar Allah bagi orang-orang yang berakal dan berpengetahuan bila mau menggunakan pengetahuannya untuk terus dikembangkan sehingga akan menemukan betapa luasnya ilmu Allah dan betapa terbatasnya ilmu manusia. Keadilan Allah swt telah menetapkan terbukanya kesempatan dialog bagi semua akal, maka ayat-ayatNya tentang alam juga berbicara tentang ketuhananNya yang esa agar dipahami oleh semua akal mulai dari yang paling awam hingga yang paling ahli.

Tidak ada orang yang dapat mengatakan dengan bukti yang masuk akal bahwa bumi dan langit tercipta sesudah terciptanya manusia. Itu nonsen karena manusia memang datang setelah segala sesuatunya tersedia untuknya yang tercipta sebelum dia diciptakan. Dengan menggunakan akal saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa alam dicipta dan dipersiapkan bagi kehidupan manusia sebelum manusia dicipta dan tak ada manusia manapun yang mampu membantah hakekat ini. Firman Allah :

“Huwalladzii kholaqolakumma fil ardi jamii’an, stumastawaa ilassamaa i fassawwa hunna sab’aa samaawaati, wahuwa bikulli syai in ‘aliim”

Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menciptakan langit. Lalu dijadikannya tujuh langit dan Dia maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah 29).

Dan firman yang lain :

“am khuliquu min ghoiri syai in am humul khooliqun”

Apakah mereka diciptakan tanpa pencipta, ataukan mereka menciptakan diri mereka sendiri.

Dengan akalnya hendaknya senantiasa mengembangkan pengetahua untuk membangun bumi demi kemaslahatan manusia dan lingkungannya.

Firman Allah: “Waidzqoola rabbuka lil malaaikati inni jaa’ilun fil ardzi kholiifah” Ingatlah ketika rabbmu berfirman kepada malaikat :” sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (QS. Al Baqarah ayat 30). Allah hendak menjadikan manusia sebgai khalifah atau penguasa di bumi. Penguasa dimaksud adalah pengusaha kemakmuran bumi demi kemaslahatan umat manusia. Ilmu pengetahuan yang kemudian berkembang menjadi teknologi tak dapat dipungkiri membawa manusia menjadi makhluk yang seakan dapat mengatasi segala kesulitan hidup di dunia. Bila tak dikendalikan oleh nilai moral dan agama, bukan tidak mungkin manusia akan berbuat apa saja demi kepentingan yang diingininya tanpa terpikirkan kemaslahatan orang lain.

Rasa syukur kita akan nikmat akal dan pengetahuan ini hendaknya membawa kita untuk senantiasa bernalar bahwa pengetahuan yang kita miliki tidak untuk kepentingan pribadi, bukan untuk merusak melainkan untuk kemaslahatan umat. Yg membedakan manusia dg makhluk lain terutama dg binatang, adalah bahwa manusia melalui akalnya selalu berusaha, menggunakan pengetahuannya untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam ciptaanNya untuk kesejahteraan bersama. Maka dibuatlah undang-undang yg mengaturnya. Menggunakan akalnya untuk senantiasa dapat membingkai nafsunya. Tidak justru nafsunya yang menguasai akalnya.

Sebagian manusia yang ditakdirkan Allah mendapatkan pengetahuan lebih, menjadi sombong, kemudia dia kembangkan penemuannya demi nafsunya. Yang demikian itu sebenarnyalah mereka tidak menyadari dan tidak mensyukuri bahwa yang dia miliki itu hanyalah sebagian kecil dari ilmu Allah. Sebagian lagi menggunakan akalnya dengan licik utuk memperdayai kaum lemah guna memperoleh keuntungan demi perut dan nafsunya. A’udzubillah.

Orang yang berakal hendaknya mau untuk mentransver ilmunya kepada orang lain atau pada generasi berikutnya dengan penuh kearifan dan keilhlasan. “sampaikan walau hanya satu ayat”. Maka berbahagialah seorang guru, ustadz atau mubaligh yg dengan ikhlas berbagi ilmu, karena bisa jadi pahala akan terus mengalir saat ilmu yg ditransverkan pada orang lain masih terus bisa dimanfaatkan orang banyak. Dengan akalnya hendaknya dapat menyikapi perbedaan dengan arif karena perbedaan adalah rahmat.

Perbedaan tidak untuk dikonfrontasikan tetapi didiskusikan dengan penuh kearifan. Beda partai, beda bendera, beda suku, beda pilihan, beda pendapat hendaknya menjadi rahmat.

Perhatikan firman Allah :

Ud’u ilaa sabiili rabbika bil hikmati wal mau ‘iddhotil hasanati wajaadilhum billati hiya ahsan, inna rabbaka huwa a’lamu biman dholla ‘an sabiilihii wahuwa a’laamu bil muhtadin.

“Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang mendapatkan petunjuk” (QS An Nahl 125 ).

Demikianlah sebagian kecil dari yang hendaknya kita lakukan sebagai relisasi rasa syukur kita atas nikmat akal dan pengetahuan yang dilimpahkan Allah kepada kita. Dan akhirnya semoga akal kita dapat membawa kita menjadi manusia yang takut kepada Allah dan tidak sebaliknya. Ilmu pengetahuan yang kita miliki hendaknya tidak membawa kita pada sikap jauh dari Allah tetapi ilmu pengetahuan mestinya justru membawa kita semakin dekat kepada Allah.

Semoga kita juga dapat menggunakan akal kita dengan jernih dalam menghadapi kehidupan yang semakin berat. Semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

D a h s y a t

02 May
Balas

Semoga terus membagi ilmunya disini..sehat sukses!

02 May
Balas

"Maer..." Pak lanjutkan

02 May
Balas

Mantaaap akhirnya Pak Agus

02 May
Balas

Mantap.

02 May
Balas

Tulisan pak agus enak dibaca . Kalimat utama dan penjelas nampak jelas. Dapat satu referensi lagi untuk belajar menyusun kalimat Hanya untuk pendapat ahli perlu yang terbaru. Ujian nasional untuk sekarang bukan tolok ukur lulus Terima kasih bisa membaca tulisan yang membantu saya dalam belajar menyusun kalimat

02 May
Balas

Tulisan pak agus enak dibaca . Kalimat utama dan penjelas nampak jelas. Dapat satu referensi lagi untuk belajar menyusun kalimat Hanya untuk pendapat ahli perlu yang terbaru. Ujian nasional untuk sekarang bukan tolok ukur lulus Terima kasih bisa membaca tulisan yang membantu saya dalam belajar menyusun kalimat

02 May
Balas

Inspiratif sekali pak, mohon doanya untuk mampu menyusun kata jadi kalimat.

02 May
Balas



search

New Post