Agus Hidayat

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Untuk apa Bersekolah

UNTUK APA BERSEKOLAH??

Untuk apa bersekolah? Jawaban klasik dari pertanyaan itu pasti untuk mencari ilmu. Ilmu apa yang didapat? Tentu ilmu-ilmu pelajaran yang diajarkan di sekolah. Lalu apa ukuran seorang anak telah menguasai ilmu ilmu yang diajarkan? Tentu dengan ujian atau tes. Berbagai tes dilaksanakan mulai dari penilaian harian, semester, tengah semester dan ujian akhir. Dan umumnya soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda dalam jumlah yang banyak untuk memudahkan pemeriksaan. Apakah cukup dan valid pengukuran kompetensi anak hanya dengan soal tes, apalagi dalam bentuk pilihan ganda? Jika pengukuran kompetensi ini sudah cukup dengan menggunakan tes yang sudah dilakukan secara harian, tengah semester, semester dan juga ujian, mestinya tidak perlu heboh mempersiapkan ujian nasional, dengan les dan segala kegiatan pelengkapnya. Kalo ini yang terjadi menurut saya kompetensi yang didapatkan anak adalah kompetensi menyelesaikan soal, dengan memilih jawaban yang sudah tersedia. Dan les adalah kegiatan untuk mebiasakan anak berhadapan dengan soal-soal yang biasa muncul dalam ujian. Benarkah demikian?

Dalam pelajaran Biologi ada dua fenomena alam yang bila dipelajarai dengan seksama dan serius akan menumbuhkan berbagai kompetensi dan insya Allah menumbuhkan berbagai karakter. Dua fenomena itu adalah pernapasan dan fotosintesis. Guru IPA di SMP atau Biologi di SMA, sering terjebak memisahkan dua fenomena ini dalam pembahasan terpisah sendiri-sendiri dan lebih banyak berkait dengan hapalan. Padahal ini adalah dua fenomena besar yang harus anak kuasai proses dan dampaknya. Anak harus dapat menjelaskan hubungan keduanya yang sangat berkait dan menentukan proses kehidupan di alam raya ini. Tapi denga alasan keterbatasan waktu, ataupun tuntutan materi di buku, maka yang dipelajari lebih pada alat-alat yang digunakan, dimana terjadinya dan proses pada masing masing alat. Ditambah lagi minimnya media dan kegiatan praktikum membuat transformasi ilmu ini menjadi sekedar hapalan. Dan saat menghadapi ujian, semua ini harus diulang melalui kegiatan yang disebut “les”

Apakah kompetensi anak yang diharapkan hanya tentang ilmu-ilmu pelajaran. Anak-anak butuh pengembangan kompetensi sikap kedekatan dengan yang pencipta, sikap jujur, tanggung jawab, percaya diri, pemberani, empati, bersyukur dan lain sebagainya yang sekarang lebih familier dengan istilah “Karakter”. Kapan kita mengembangkan karakter ini di sekolah. Karakter tidak bisa diajarkan sebgai teori karena ini adalah perilaku. Karakter harus dicapai melalui keteladanan, pembiasaan dan kegiatan kegiatan yang didalamnya terdapat pelatihan tanggung jawab, disiplin, percaya diri dan karakter yang lain. Maka menurut saya sekolah yang maju bukanlah yang dapat mengantarkan anak mencai nilai akademis maksimal semata, tetapi sekolah yang dapat mengembangkan semua potensi anak melalui kegiatan kegiatan positif.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan ini harusnya dibaca para guru? Orangtua dn siswa. Bagus

02 May
Balas

Trims motivasinya...

02 May
Balas

Setuju Pak,mengingatkan kembali betapa pentingnya pendidikan karakter. Salam hormat.

02 May
Balas

Matur nuwun mas Nugroho, terus semangat gelorakan pendidikan karakter

02 May



search

New Post