"Daya Guna Menulis bersama Bapak Mohammad Ihsan"
1)
Pada Jumat, 26 April 2019 pukul 08.00 WIB yang bertempat di Gedung Serba Guna Fakultas Psikologi USU, telah terlaksanakan Kuliah Umum yang diwajibkan untuk mahasiswa yang mengikuti mata kuliah bimbingan menulis (BiMen). Kuliah Umum ini bertemakan "Kuliah Umum dan Sosialisasi Program Gerakan Literasi Program Gerakan Literasi Nasional, Satu Mahasiswa Satu Buku (SAMASABU)” dengan pembicaranya yakni, Bapak Mohammad Ihsan, yang merupakan Pemimpin Umum Media Guru Indonesia sekaligus CEO Gurusiana.
Seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara terlibat dalam mengikuti mata kuliah bimbingan menulis ini. Angkatan 2018 mendominasi peserta dalam seminar ini dan diikuti oleh beberapa perwakilan PEMA Fakultas Psikologi, serta beberapa Dosen termasuk Wakil Dekan II Fakultas Psikologi USU.
Kegiatan dan struktur acara dipandu oleh kak Dina Nazriani, yang juga merupakan salah satu dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Menulis. Lalu, sebelum membuka inti acara, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Muhammad Ali Murtadha. Kemudian, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Bapak Wakil Dekan II Fakultas Psikologi USU dan beliau kerap memberi penanda sebagai simbol telah dibukanya acara seminar tersebut. Kemudian dilakukan penyerahan cendramata kepada Bapak Mohammad Ihsan dan juga foto bersama.
Pada awal kalimat, seperti biasa beliau menceritakan pengalaman awalnya sebagai Founder & CEO Media Guru. Pada tahun 2007, beliau menjadi Sekjen Ikatan Guru Indonesia dan pada saat itu secara pribadi, beliau resah terhadap kebanyakan guru yang saat itu tidak mampu menulis buku. Karena menurutnya, menulis merupakan sesuatu kegiatan menulis yang memiliki segudang manfaat. Lalu, karena melihat hal itu, beliau pun mengeluarkan diri dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan beliau memiliki niat untuk mendirikan suatu program untuk mempermudah para guru-guru di Indonesia dalam menuangkan dan menulis ide atau gagasannya.Sehingga, pada tahun 2016, beliau mendirikan sebuah program Gurusiana dan menjadi Founder serta CEO MediaGuru. Lalu selanjutnya program ini disempurnakan kembali dan diberi nama menjadi Gurusiana. Sungguh kebaikan yang luar biasa.
Untuk mengembangkan program yang telah Ia kembangkan ini, Bapak Ihsan pertama kali menyuarakan Media Guru dengan berbagai langkah yaitu, Satu Buku Satu Sekolah dan berkembang menjadi Satu Guru Satu Buku atau disingkat dengan SAGUSABU. Program Media Guru ini memiliki target yang harus dicapai yaitu kira-kira 1000 buku yang ditulis oleh para guru dalam setahun. Namun, nyatanya produksi tulisan buku yang ditulis oleh guru meledak hingga 5000 dalam kurun dua tahun. Hal ini menjadi peristiwa yang menakjubkan pada saat itu, karena secara bersamaan puluhan hingga ratusan guru meluncurkan bukunya yang menjadi sejarah bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Jadi, dalam kegiatan menulis ini bukan hanya guru saja yang terlibat, namun telah dilakukan juga oleh siswa, dosen, hingga mahasiswa dengan berbagai singkatannya, SASISABU ; SADOSABU; SAMASABU). Pastika kita bertanya-tanya, mengapa setiap singkatan terdengar mirip “shabu”? Bapak Mohammad Ihsan menjelaskan bahwa SABU tersebut di artikan sebagai , “Agar semua kalangan juga akan mendapat efek yang sama, yaitu kecanduan untuk menulis”.
Beliau juga menganalisis persoalan yang biasa ditemukan dalam penulisan suatu karya. Ia menjelaskan mengapa mahasiswa tidak menulis?Apakah belum memahami alasan dan makna menulis? Dan juga, Apakah mahasiswa tidak tahu bagaimana caranya menulis buku? Disini Bapak Mohammad Ihsan pun memaparkan manfaat dari menulis yan dapat menunjang dan memotivasi mahasiswa dalam menulis, yaitu antara lain :
1. Menambah ilmu/wawasan.
Karena dengan menulis, kita akan banyak membaca, sehingga wawasan menjadi lebih luas. Otomatis porsi untuk menonton atau bermain menjadi berkurang akibat lebih sibuk untuk membaca.
2. Sebagai media terapi.
Menulis bisa juga digunakan sebagai wadah untuk menyalurkan emosi, sehingga pikiran akan terasa lebih jernih, tanpa harus melakukan tindakan buruk, malah dapat membawa banyak hal yang positif.
3. Memudahkan skripsi.
Karena sudah terbiasa dengan mencari refrensi, membacanya, atau mencari literatur, mahasiswa akan lebih mudah untuk menuntaskan kewajiban menulis skripsinya.
4. Mendatangkan income.
Menulis juga bisa memberikan peluang bagi para mahasiswa untuk mendapat income bahkan sebelum lulus, dengan melakukan penjualan buku ataupun menjadi narasumber pelatihan.
5. Mempunyai skill di luar bidang kuliah
Mahasiswa penulis mempunyai kemampuan lebih dibandingkan mahasiswa kebanyakan yang mengandalkan perkuliahan saja.
6.Menjadi fokus perhatian
Memiliki keunggulan yang tidak dimiliki sejawat lain, menjadikan mahasiswa penulis pribadi istimewa.
7. Bekal di dunia kerja
Bisnis dan pekerjaan tidak terlepas dari dunia menulis. Kemampuan menulis yang dimiliki sejak kuliah merupakan bekal berharga di dunia kerja.
8. Menambah portofolio
Memiliki banyak karya dalam daftar CV akan menempatkan seseorang berada di lebel lebih tinggi.
9. Latihan memecahkan masalah
Terbiasa membuat ending cerita menjadikan seseorang penulis terbiasa memecahkan masalah yang dihadapi.
9. Menulis melatih kesabaran dan ketenangan
Menulis menjadikan seseorang lebih sabar menhadapi kepahitan hidup. Contohnya Buya Hamka. Emosi atas ketidakadilan Soekarno yang memenjarakannya selama 2 tahun 4 bulan teredam, karena kesibukkan beliau menulis Tafsir Al-Azhar 30 Juz.
10. Tulisan sebagai sarana perjuangan
Tulisan mampu membentuk persepsi. Media sosial bisa memviralkannya, dan itu efektif membangun opini publik.
Setelah memaparkan sejumkah manfaat dari menulis, Bapak Ihsan menjelaskan tentang kelas menulis seperti apa yang dilakukan di Media Guru. Yaitu diawali dengan praktik menulis langsung, kemudian dilakukan evaluasi dimana naskah akan dikoreksi secara bersama-sama. Selanjutnya, meskipun pelatihan hanya berlangsung 2 hari, namun akan tetap dilakukan pendampingan melalui group Whatsapp. Seluruh peserta dilarang meninggalkan grup sebelum mengirim naskah.
Bapak Ihsan juga menampilkan beberapa video yang berisi simpanse dan seekor anjing yang saling menyeberangi batu sungai. Kedua hewan tersebut memiliki kesulitan dalam menyebrang dan melompat setiap batu karna jarak yang sedikit jauh antar tiap batu,namun di akhir, karena sang monyet memaksa dan memberi kepercayaan kepada si anjig, keduanya pun lolos dari menyebrang sungai tersebut walaupun si anjing hampir terjatuh. Nah, inti dari moral lesson atau pesan video ini adalah “Tidak ada yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun, mereka hanya tidak ingin melakukannya, sehingga mereka tidak dapat melakukannya”.
Dan pada slide terakhir, terdapat sebuah gambar gajah yang telah menginspirasi ide dari penulisan Bapak Ihsan yaitu Sindrom tali kekang gajah. Dan inti dari gambar ini, Bapak Ihsan mau menjelaskan bahwa " Banyak orang merasa tidak mampu melakukan sestuatu padahal sebenarnya dia mampu, hanya saja pernah gagal"
Itulah yang dapat saya sampaikan dari Kuliah Umum ini, semoga para pendidik dan pelajar maupun mahasiswa dapat meningkatkan minat dan termotivasi dalam membaca dan menulis buku sendiri!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar