Gratia wing artha

Nama : Gratia wing Artha Alamat : kebonwaris Pandaan Status : Mahasiswa sosiologi universitas Airlangga Hobi : membaca , menulis puisi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Makna kebudayaan dalam dimensi sosiologis

Kebudayaan seringkali diasumsikan dengan candi , artefak , lukisan , dan karya sastra serta beragam peninggalan budaya yang lainnya. Namun, sebenarnya itu merupakan bagian dari produk budaya. Akan tetapi, makna harfiah budaya dalam etimologi mengacu pada " segala sesuatu yang berhubungan dengan akal dan pikiran manusia". Disini yang perkh ditekankan adalah makna kebudayaan sebagai persatuan kata akal dan Budi atau dalam bahasa sansekerta disebut " Budhayah" yang maknanya tetap menunjukan akal Budi. Manusia pada sejatinya merupakan makhluk berbudaya, manusia membentuk masyarakat yang nantinya akan membangun sistem kebudayaan baik kebudayaan yang berwujud berupa artefak , lukisan , dan karya sastra maupun budaya yang tidak berwujud dalam hal ini nilai , norma, hukum adat, sistem sosial.

Bila kita melihat kebudayaan secara filosofis akan kita temui serangkain pemikiran manusia, pemikiran manusia yang selalu mengalami perkembangan akan mencari dan menemukan ide dan gagasan baru. Ide ( Idea) disini merupakan pengejawantahan identitas manusia sebagai Homo Sapiens ,dimana manusia sebagai makhluk yang bijaksana akan menghasilkan gagasan yang akan meningkatkan kualitas peradabannya. Bila mengacu pada gagasan sejarawan Ong Hok Ham manusia senantiasa melakukan revolusi. Revolusi yang dimaksud akan melibatkan revolusi budaya. Tentu , manusia merupakan makhluk pembaharu yang akan menemukan pembaharuan dalam sistem sosial.

Bahkan , bila kita mengacu pada eksistensialisme yang dipopulerkan oleh Filsuf Perancis Jean Paul Sartre kebudayaan merupakan manifestasi dari keberadaan manusia. Dengan adanya sistem kebudayaan manusia memperlihatkan wujud eksistensinya sebagai makhluk pencipta. Mungkin, bila kebudayaan tidak ada manusia akan kehilangan eksistensinya sebagai " manusia". Saya mengatakan demikian karena kebudayaan merupakan pemaknaan kemanusiaan yang ada dalam jiwa manusia.

Bila kita memandang lebih jauh ke arah teori sosial klasik Karl Henrich Marx manusia adalah Homofaber ( makhluk pencipta ). Manusia tidak akan betah hidup bila tidak menciptakan gagasan baru. Disini kita melihat pembaharuan yang dilakukan manusia sebagai Homofaber dari semakin baru dan canggihnya mobil , motor , arsitektur , ide filosofis bahkan kesenian. Saya merasa meskipun zaman semakin kompleks manusia tidak akan kehilangan kemampuannya sebagai makhluk pencipta.

Namun, pada zaman postmodern sekarang ini manusia lambat -laun kehilangan makna dirinya sebagai Homofaber. Mungkin, anggapan saya terlalu berlebihan. Akan tetapi manusia akan selalu bertarung dengan ketidakpastian antara tetap menjadi Homofaber atau menjadi robot yang kehilangan makna dan eksistensinya sebagai " Homofaber dan Homo Sapiens ".

Saya berharap agar tulisan ini menjadi ide yang akan memberikan sumbangan setidaknya untuk mengingatkan diri kita agar tetap menjadi manusia yang manusiawi di tengah dehumanisasi.

Salam

Seorang pemuda yang melangkah menjadi ilmuwan sosial.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post