pembebasan aku merasa agak sulit mengartikan makna pembebasan. Karena pada hakikatnya hidup adalah penjara. Itulah yang ada dalam pikiranku, manusia pada dasarnya diatur oleh sistem sosial dan manusia tidak akan bisa bebas dari sistem sosialnya. Mungkin, inilah konsekuensi jati diri manusia sebagai makhluk sosial. Eksistensi sebagai manusia dibatasi. Saya setuju dengan Romo Magnis bahwa manusia tidak akan terlepas dari tata aturan sosial yang mengikat. Hidup bermasyarakat mengukung kebebasan, kebebasan mutlak memang dapat dikatakan sebagai sebuah Utopia. Sartre filsuf eksistensialis dalam hal ini pikirannya tidak dapat dibenarkan secara menyeluruh. Manusia akan selalu dibatasi kebebasannya, tentunya ini untuk kebajikan Karena bila eksistensi manusia selalu terlalu dianggap tinggi akan melahirkan manusia sebagai serigala bagi sesamanya seperti yang diungkapkan filsuf moralis Thomas Hobbes. Sedikit, menyedihkan memang namun realitas sosial terkadang menyedihkan. Dalam berfikir kritis saja manusia dibatasi, iya ironis memang. Akan tetapi inilah kebenaran. Dunia akademis dalam hal ini pula hidup dalam utopia - utopia berbicara keadilan, namun hanya berteori. Begitu pula yang terjadi pada dunia hukum kita " hukum menjadi alat ketidakadilan". Bukankah ini penyimpangan sosial (?). Agak sinis memang karena realitas memang selalu sinis pada utopia - utopia para teoritisi - teoritisi yang bermimpi di siang bolong akan kemajuan dan keadilan masyarakat.