Saifullah Gurutaleb.

Pelaku dan pemerhati pendidikan luar sekolah, mencintai budaya leluhur, suka menulis dan berorganisasi. Bereksprimen bagian dari h...

Selengkapnya
Navigasi Web
Literasi Sejarah Lawang Sewu.

Literasi Sejarah Lawang Sewu.

Memahami sebuah sejarah Tempo Doeloe akan membawa pikiran kita pada pada apa yang kita baca . Suatu objek yang dilihat akan membawa penafsiran . Fakta sejarah akan merangkai fakta menjadi suatu kesatuan yang harmonis dan dapat diterima akal sehat . Interpretasi ini juga dapat memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa lewat penafsiran.

Tentunya sudut pandang masing-masing yang dilihat setiap orang berbeda dalam memahami sebuah literasi sejaran. Hal ini sangat tergantung pada olah pikir seseorang dan membawa rasa diri yang imajiner yang kompleks . Imajinasi kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah kita lihat, kita dengar, bahkan kita rasakan.

Apa yang telah saya lihat dari sebuah bukti literasi sejarah Gedung Lawang Sewu di Kota Semaarang membawa rasa kekaguman saya pada arsitektur Tempo Doeloe . Bangunan berlantai dua ini di bangun dengan mendatangkan sejumlah material pokok dari negeri Belanda, seperti batu bata, semen, Besi ,keramik dan genteng , dibangun pada tahun 1904 dan selesai pengerjaannya pada tahun 1907. Bangunan ini terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu di sebut Wilhelminaplein .

Lawang Sewu ( bahasa Indonesia : seribu pintu), meski gedung ini tidak memiliki seribu pintu di bangun di atas tanah seluas 18,232 meter. Gedung dengan gaya arsitektur desain tropis dan eropa ini merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dan setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI). Selain itu pernah dipakai sebagai kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponogoro dan Kantor wilayah (Kanwil ) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Tahun 1992 sesuai dengan SK Walikota telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional.

Sejarah Perkeretapian masa penjajahan Belanda dapat kita lihat disini. Dimana sejarah kerete api dimulai dari Aceh di ujung barat Sumatra dan jalur pulau Jawa terpampang secara deskriptif di dalam suatu ruangan yang sangat mega ini.

Kekaguman pada bangunan tua nan penuh sejarah ini sangatlah beralasan bagi saya pribadi , mengingat bangunan ini dapat diselesaikan dalam waktu empat tahun. Bicara sudut pandang teknologi dan pengetahuan dapat saya pahami bangunan ini dapat diselesaikan dalam tempo empat tahun. Akan tetapi dalam sudut pandang Art , ini merupakan sebuah bangunan yang luar biasa, dimana perpaduan Teknologi, Pengetahuan dan seni menyatu dalam sebuah arsitektur desain tropis dan eropa di bawah arsitek negeri kincir angin ini, yaitu: Prof .Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan BJ Quendag .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sama sama Antin Purwantin , semoga menambahkan kiterasi bagi kita semua

13 Aug
Balas

Baru tahu ceritanya..hehe..mksh karyanya pak

13 Aug
Balas



search

New Post