Bila diri ingin dikenang semailah benih di tengah sawah Bawalah ilmu padi di ladang tambah berisi tunduk ke bawah

Bila diri ingin terpandang jauhi kata tinggi melambung Jauhi sifat ayam di kandang bertelur satu ribut sekampung

Jauhi sifat mengaku pandai angkuh dan sombong menepuk dada Ingat petuah penyu di pantai telur beratus namun tak bangga

Bila ingin harum bak mawar jauhi sifat meninggi diri Bisa ular tidakkan tawar walau menyuruk batang berduri lirik lagu Fatwa Orang Tua, gambus El Soraya Medan ciptaan H. Ahmad Baqi mengingat kan saya akan petuah hidup. Hidup ini tidak boleh sombong Sikap angkuh, merasa benar diri, tidak bisa menerima kritikan, suka pemarah banyak kita jumpai di kehidupan masyarakat sekarang . Ini menunjukan betapa lemah nya tingkat keimanan kita. Bicara iman bukan saja menjalani dari sudut ibadah saja. Akan tetapi karakter perbuatan, kedisiplinan, sabar bagian yg terpenting bagi seseorang dalam pergaulan hidup. Sifat dan karakter penyu sebagai mana kita bacakan dalam lirik syair di atas , membuat kita untuk dapat instropeksi diri. Dimana dalam hidup ini kita dapat bermanfaat bagi orang lain, juga makhluk ciptaan Allah lainnya. Tidak menyakiti orang lain adalah hal yang di anjurkan agama. Bicara sifat penyu. Saat mau bertelur tidak mau mengganggu makhluk lain. Hal ini dapat kita lihat penyu bertelur selalu tengah malam, dimana makhluk lainnya termasuk manusia sedang terlelap tidur. Ratusan telur dikeluarkan dari perutnya, tidak mengeluh, penuh kesabaran sambil berlinang air mata. Bila kita bandingkan dengan sifat ayam yang suka mengganggu. Dimana satu saja bertelur tentu riuh dan ribut sekampung. Ini menandakan sifat dan tabiat ayam itu tidak baik. Tidak setia dan suka mengganggu itulah karakter makhluk yang satu ini. Bulu yang halus, cantik dan mengkilap tidak mencerminkan dengan sihat kesehariannya. Orang tua dikampung sering mengingatkan anak muda, bila hendak mencari istri jangan lah lihat dari luarnya saja, laksana ayam. Semoga bermanfaat.