Tiga Is Untuk Guru
Tiga Is Untuk Guru
Mengarungi dunia pendidikan sebagai guru bagai berada di tentah lautan, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan ombak laut yang bertiup kencang seorang guru harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup yaitu TIGA IS.
1. Is pertama, Istiqomah. yaitu kokoh dalam aqidah/keyakinan dan konsisten dalam memegang tegus prinsip etika keguruan. Begitu pentingnya istiqomah, jika kita kaitakan dengan keyakinan Islam, ada pesan yang disampaikan oleh Maha Guru sedunia Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam yang berpesan sebgai berikut “Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata, “Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).
Seorang guru yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, semangat mengajarnya tidak ikut redup. Kantong kering atau tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, mengajar pantang berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak tergoda melakukan tindakan yang dilarang dalam keyakinannya sebagai guru dan orang yang beragama. Orang seperti itulah yang dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an surat Fushshilat ayat 30: Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30)
2. Istikharah, dalam bahasa agama artinya selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan. Istikharah bagi seorang guru adalah mencari jalan terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan agar proses pembelajaran yang disampaikan kepada para siswa dapat dinikmati dan diterima sehingga bermanfaat untuk kehidupan masa depan.
Setiap guru mempunyai kebebasan untuk mencari jalan terbaik berupa media pengajaran dan metode pengajaran yang dapat membuat siswa enjoy/senang belajar. Namun tentu saja kebebasan tersebut harus mengikuti aturan yang berlaku pada lembaga atau sekolah yang bersangkutan. Banyak sekali macam metode mengajar, maka guru harus memiliki kemampuan menganalisa mana metode terbaik menurutnya.
Maka agar apa yang dilakukan dalam proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan efektif, efisien dan berhasil guna/bermanfaat seorang guru yang beragaman Islam harus melakukan istikharah, memohon petunjuk Allah kira-kira metode mana yang tepat untuk digunakan agar bisa bermanfaat, istikharah ini ukurannya adalah hati dan fikiran guru yang bersangkutan dengan berbagai analisa sebelum metode tersebut dipraktekan
melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah bersabda:
3. Istighfar, yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah Rabbul Izati bisa dikatakan ini adalah proses melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukannya. Jika hasilnya baik dan bermanfaat maka kegiatan yang sama dilakukan untuk siswa yang lain. Dari sini guru bisa melihat/berdasarkan pengalamannya mempraktekan berbagai metode mengajar mana yang bisa diterima dan dinikmati serta bermanfaat bagi siswa. Guru bukanlah malaikat yang tanpa salah, setiap guru pernah melakukan kesalahan. Setiap kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati. Salah satu obatnya adalah istighfar atau dalam bahasa mendidiknya adalah melakukan evaluasi diri agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi pada kegiatan belajar yang akan selanjutnya, sekaligus sang guru bisa memperbaiki diri lebih baik lagi
Jika kaitkan dengan dalil agama Islam sebagai berikut, Nabi Hud AS., kepada kaumnya: Dan (Dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Hud:52).
Demikianlah beberapa hal yang berkaitan dengan guru sebagai pendidi yang harus memiliki kekuatan dalam mengarungi profesinya yang penuh dengan tantangan dan rintangan yang datang dari dalam dan dari luar individu seorang guru yang membutuhkan penuntasan/penyelesaian maka dengan tiga Is insya Allah bisa menjadi obatnya, wallaahu a’lam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar