Selamat hari raya Idul Fitri. Semua manusia yg menjalankan ibadah sungguh - sungguh, ibaratnya akan kembali seperti anak baru lahir. Seperti kertas kosong tanpa coretan, putih bersih tanpa noda. Setelah itu bagaimana kita akan memperlakukan kertas itu, apa mau di coret sesukamu atau akan di gunakan untuk menulis puisi yang indah. Pastinya kertas kosong itu akan selalu berubah sesuai dengan perlakuan pemiliknya.

Semua dosa sudah di ampuni karena saling memaafkan antar sesama. Saling menyapa dan berbesar hati untuk saling memohon maaf kepada sesama. Semua merayakan dengan gembira, dan berharap bisa bertemu dengan bulan suci yang akan datang.

Tahun ini lebaran yang sangat Istimewa. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Tradisi yang biasa di lakukan dengan cara yang berbeda. Dari tata cara sholat Idul Fitri sampai dengan tata cara bersilaturahmi. Semua mengikuti protokol kesehatan yang sudah di buat oleh pemerintah.

Perayaan lebaran yang belum sepenuhnya menang dalam lahiriyahnya. Semua teratur dan terkendali memaksa untuk membatasi tatacara pelaksanaan tradisi lebaran. Biasanya pada saat lebaran, semua sanak saudara berkumpul tanpa jarak. Bersilaturahmi saling bertemu, saling berjabat tangan dan saling memaafkan. Tapi sekarang semua dilakukan dengan jarak. Bersalaman tanpa menyentuh, berkumpul tanpa berdekatan. Ada juga bersilaturahmi dengan jaringan. Lebaran dalam jaringan menjadi salahsatu cara yg terpaksa di pilih.

Bersilaturahmi melalui media sosial atau dengan aplikasi teleconferece akhirnya menjadi jalan terakhir bagi saudara kita yang tidak bisa berkunjung langsung ke keluarganya. Ini yang membuat perayaan hari kemenangan menjadi sesuatu yang berbeda. Semua di lakukan demi kebaikan bangsa dan negara ini. Agar bangsa ini bisa melawan wabah yang sedang di hadapi. Dan semoga wabah ini cepat berlalu. Amin.

Anak wayank

24 mei 2020