Guru Muda | Roni Yusron Fauzi

Seorang guru muda kampung yang senang membaca dan menulis. Tulisannya dituangkan di blog pribadi www.gurumuda.web.id. Sedikit bisa desain grafis CorelDRAW untu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Selingkuh Bu sonia

Selingkuh Bu sonia

Gurusiana.ID - Jika ada ada amanah dikhianati, pasti akan ada hati yang tersakiti. Cerita yang sangat pendek ini merupakan salah satu cerita yang ada di sekitar kita. Bahkan, bisa jadi ada yang pernah mengalaminya. Semoga ada pesan yang bisa didapatkan setelah membaca cerita sangat pendek ini.

Selamat membaca...

***

“Dulu kumaafkan. Tapi untuk kali ini, dengan berat hati, kita CERAI!” gertak laki-laki berkumis mengagetkan aku dan dua guru lainnya yang sedang memeriksa hasil ujian akhir semester. Segera ia pergi tanpa salam seperti biasanya.

Baru kali ini aku melihat sosok yang santun, berubah menjadi begitu amarah dari seorang Pak Burhan, kepala sekolah dimana aku mengajar. Perempuan berkerudung berumur 30 tahunan yang tepat duduk di sampingku itu hanya hanya bisa menangis pasrah. Bu Sonia, guru kelas III. Ia adalah isteri Pak Burhan. Ia semakin terisak, namun ia juga tahu ada empat masang mata sedang menatap ke arahnya.

Aku dan Bu Sri tak berani menanyakan alasan kenapa Pak burhan dengan mudahnya melontarkan kata-kata yang dibenci Allah itu. Kami hanya melihat Bu Sonia iba.

“Saya selingkuh…” singkat Bu Sonia menunduk.

Aku dan Bu Sri beradu mata dan kompak mengernyitkan kening.

“Kenapa bisa, Bu?” Tanya Bu Sri semakin mengerutkan keningnya.

Aku juga Bu Sri tahu tipikal Bu Sonia itu seperti apa. Tak mungkin ia begitu tega mengkhianti lelaki yang menjadi teladan bagi para guru, terlebih bagi Bu Sonia sebagai imam keluarga.

“Utang saya sepuluh juta. Saya meminjam dari tabungan anak-anak,” jawab Bu Sonia yang tergesa merapikan buku.

Apa? Meminjam tabungan siswa? Sampai sepuluh juta pula.

“Saya berselingkuh bukan mengkhianati cinta bapak. Saya meminjam uang tabungan sekolah tanpa sepengetahuan bapak. Saya selingkuh kepercayaan.” tambahnya.

Kata Bu Sonia, ini bukan yang pertama. Ia terpaksa melakukan itu karena nafkah yang diberikan suaminya tak cukup untuk biaya keluarga. Ia sangat mengerti dengan penghasilan Pak Burhan sebagai guru honorer merangkap kepala sekolah swasta itu jauh dari biaya hidup sehari-hari.

Bu Sonia pergi, meninggalkan kami yang masing tematung. Tak percaya.

***

Ini adalah tulisan perdana saya di Gurusiana.ID. Semoga bisa produktif menulis di gurusiana.ID ini.

Salam Aktif Menulis

Guru Muda | Roni Yusron Fauzi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post