Sebuah Pesan Penghangat
Udara dingin membius malam dua belas
jari menari mengabarkan cerita yang telah lama terputus,
ada senyum terselip.
udara hangat tiba-tiba memeluk,
kotak hijau membisu di depan pintu
sebuah cerita mulai disampaikan.
Malam dua belas telah mengawalinya.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah puisi sarat makna mendalam, penuh misteri tentang arti sebuah kehangatan. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah buat Ibu Depi Endang Sulastri
Terima Kasih Bapak. Semoga pak Mulya selalu diselimuti kehangat pula. Aaamiin.
Keren puisinya bun..semoga tetap jadi penghangat.sukses ya
Terima kasih Ibu, sukses untuk Ibu juga.