Aisyah...

Putik sayu salinan jiwa

Dengarlah cerita getar bertutur...

Saat fajar di ufuk Timur itu menyingsing

Aku melihat sekeping indah pantai surgawi...

Teluk menikam Atee Fulawan bukan hayalan...

Ia jatuh terhampar di pantai Pasir Tinggi Sinabang...

Bersimpuh luruh sujud pada Rabbi

Hi Aisyah...

Putik sayu puteri Meulu.

Kabar ini untuk mu

Pasir Tinggi Simeulue...

Nyiur kelapanya berbaris sepanjang bibir teluk...

Cemerlang...

Laksana lukisan nirwana yang membuat para dewa ingin jadi manusia...

Mereka ingin beku dipeluk rindu...

Merangkai mantra aksara merayu...

Tertunduk melepas malu...

Hi Aisyah...

Dengarlah sepenggal hikayat...

Tiga malam putri bungsu Raja Diraja Tgk Diujung...

Takbir takluk pada kebajikan...

Seperti tulus maddah dakwah sang Khalilullah...

Sampai senyap bersisi pusara

Hi Aisyah...

Tali nafas akad suciku bersimpul...

Aku tak sanggup mengukir namamu di tanah Pasir Tinggi itu

Aku takut riak menghapus jejaknya...

Atau derai bayu mengapitmu terbang...

Seperti gemuruh ombak dihempas angin...

Takut pada puting beliung

Seperti itulah kaki-kaki kecil kita kalut menerka arah...

Hi Aisyah

Tiba-tiba kalbuku disergap diam

Pada lentik kejora mata mu...

Pada manja kecil mu yang tergantung di dinding langit

Pada sriti gita malam bertahajud...

Dan berjumbuh Dhuha rakaat mu...

Memelas langit...

Menyambar letih kening ku ...

Merantai kaki ku di pasir putih...

Enggan beranjak pergi...

Perlahan raya semesta..

Masqul rona pipinya

Atas ayat ayat kauniyah

Menalikan semua luwahan jiwa...

Suatu waktu nak bersama kembali

Ke Teluk Menikam Atee Fulawan

Sinabang, 2 April 2021