Guru SSelayarr

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
LP KHUSUS KORUPATOR

LP KHUSUS KORUPATOR

Di negeri kita, korupsi nampaknya sudah seperti kanker dalam tubuh. Sudah menguasai darah dan daging. Sudah menguasai strata terendah sampai strata teratas. Hal itu terjadi karena budaya malu sudah habis, budaya sungkan sudah tipis. Rasa takut sudah tidak ada lagi, karena hukum bisa dipermainkan, penegak hukum sudah dikuasai para calo baik yang berseragam maupun yang pakaian preman. Bak kata pepatah, wet kalah karo duwit alias hukum kalah sama uang. Aturan dan peraturan mengenai penegakan hukum dan pemberantasan korupsi sudah tidak mempan lagi.

Padahal menurut Baharudin Lopa, mantan Jaksa Agung, sebenarnya mencegah kolusi dan korupsi tidaklah sulit. Itu kalau kita secara sadar mau menempatkan kepentingan umum dan kepentingan rakyat banyak diatas kepentingan pribadi atau golongan. Betatapun sempurnanya peraturan, kalau niat untuk korupsi ada di hati yang memiliki peluang melakukan perbuatan tidak terpuji tersebut, maka korupsi akan tetap terjadi. Karena faktor mental lah yang paling menentukan.

Nampaknya memberantas korupsi di negeri kita seperti menegakkan benang basah. Sulit sekali. Sehingga ketika memperingati Hari Antikorupsi Internasional, 9 Desember 2009 lalu banyak konsep yang ditawarkan para pendemo. Mulai dari yang ringan agar koruptor dikenakan hukum cambuk, dimasukkan televisi dalam acara koruptainmen, hukuman diperberat, tidak diperlakukan khusus seperti penyediaan LP Khusus.

Slamet, pensiunan, yang menonton aksi di dekat bundaran DPRD Jember memberikan konsep lain. Sita semua harta koruptor, baik atas namanya sendiri maupun atas nama isteri, anak dan cucunya. Kemudian tempatkan mereka dibawah jembatan semanggi atau dibawah jembatan jompo. ”Biar kapok”, kata Slamet berapi-api. Sebab konon kabarnya ada koruptor yang rela menjalani hukuman penjara daripada harus menguras harta untuk membiayai mafia peradilan.

Ada juga yang diteriakkan pendemo yang lebih ekstrim. Perlu schok terapi, kata mereka. Agar para koruptor dikenakan hukuman mati, digantung atau potong tangan. Bahkan kalau perlu dirajam. Tetapi Baharudin Lopa pernah menolak hukuman semacam itu karena melanggar Hak Azasi Manusia dan tidak berdasar.

Mantan Presiden Peru, Fujimori yang terbukti korupsi dikenakan hukuman penjara 48 tahun. Mantan Presiden Filipina Erick Estrada dikenakan hukuman penjara seumur hidup, juga karena korupsi. Di Jepang koruptor bunuh diri. Di China, koruptor dihukum tembak dimuka umum. memberantas korupsi di negeri kita, nampaknya perlu komitmen jelas. Presiden SBY sudah menyampaikan tekadnya untuk memberantas korupsi. Tinggal sekarang bagaimana komitmen para pembantunya.

Mengutip konsep yang diajukan Drs. R. Dyatmiko Soemodihardjo, SH, M.Hum, pemberantasan korupsi tidak seperti yang dilakukan saat ini. Lebih mengedepankan strategi represif dengan melakukan pengungkapan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan pengadilan serta menghukum para pelaku.

Di negeri ini, upaya-upaya pencegahan agar tidak timbul korupsi masih kurang mendapat perhatian semestinya, kata sejumlah orang. Masih tebang pilih, kata orang lagi. Tindakan represif saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan upaya-upaya preventif yang dapat mencegah timbulnya korupsi. Di China koruptor ditembak mati seperti gambar yang diambil dari internet ini.( red .sholikul hadi SAg SPd kolumnis lepas ) Cq mas

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya. Salam literasi

23 Jun
Balas

Luar biasa ulasannya. Kita butuh para pemberani untuk melakukan pemberantasan korupsi ini.

23 Jun
Balas



search

New Post