Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim, yang sering disapa dengan Mas Nadiem mencanangkan merdeka belajar.  Topik ini  selalu menjadi perbincangan tenaga pendidik. Perbincangan di berbagai media sosial dan media cetak. Tak kalah penting Mediaguru Indonesia berperan aktif dalam mensosialisasikannya. Mediaguru Indonesia menggelar berbagai seminar dan diklat. Dan yang paling  viral diadakanya lomba menulis tentang merdeka belajar. Hasil lomba melahirkan 100 penulis terbaik tentang implementasi merdeka belajar.

Berbagai teori belajar, model dan metode terangkum dalam buku antologi merdeka belajar tersebut. Namun, dalam kenyataannya sulit dilaksanakan oleh sebagian guru di kelas. Kurang dukungan orang tua, sarana dan prasarana tidak memadai menjadi alasan utama bagi guru. Guru berlindung dari kekurangan tersebut.

Sekarang apa yang terjadi ?

Covid 19 telah memaksa guru untuk bejerja keras membelajarkan siswanya di rumah bersama orang tua. Guru harus siap melayani siswanya secara online. Pontang-panting guru harus belajar mengaplikasikan pelayanan online terhadap siswanya. Dengan keterpaksaan guru bisa mengubah mindsetnya dalam membelajarkan siswa.

Bagaimana hasilnya?

Ternyata belajar online telah membuat siswa merdeka belajar. Mereka belajar dengan santai dalam pengawasan orang tuanya di rumah. Mereka bebas menentukan gaya belajar yang ia sukai. Metode belajarnya lahir sendiri sesuai kondisi lingkungannya. Mereka bebas mengekspresikan dan mengungkapkan apa yang ia rasakan. Tugas ia selesaikan tanpa ada tekanan dari guru.

Apa manfaatnya?

Kerjasama guru dan orang tua siswa terjalin erat. Guru dan orang tua sama-sama berperan dalam membelajarkan siswa. Keterbatasan sarana dan prasarana belajar tidak lagi menjadi penghalang. Belajar online benar- benar membuat siswa merdeka dalam belajar pada saat ini.

Dalam hal ini juga tersirat beberapa hikmah yang dapat kita petik:

Lintau 7042020