Hari Kamis pukul 10.00 mobil aku dan keluarga sahabatku melaju menuju Rantau Prapat. Sepanjang perjalanan kami nikmati dengan canda tawa. Pukul 13.00 kami ishoma di masjid raya nagari Kumpulan Pasaman.

Rezki tidak terduga kami di Panyabungan kami bertemu dengan salah seorang saudara sahabatku ketika shalat maghrib di masjid agung Panyabungan. Kami ditraktir makan di cafe terdekat masjid itu. Perjalanan kami lanjutkan setelah makan dan bercerita-cerita. Tepat pukul 24.00 kami sampai di Padang Sidempuan.

"Waduh, gawat!" Kata Pak Syamsir.

Mobil tidak bisa distar setelah diisi BBM. Kami pun ikut panik, karena waktu itu hujan sangat lebat. Mobil didorong ke pinggir SPBU dibantu oleh sopir lain yang akan mengisi BBM juga.

Sahabatku dengan dua orang adiknya berjalan menembus hujan lebat mencari lampu senter dan bantuan ke kedai di sekitar SPBU. Nasib baik, dua orang pemuda yang datang membeli rokok bersedia membantu perbaiki mobil kami. Hanya 10 menit mobil berhasil diperbaiki. Kami gembira akan melanjutkan perjalanan

"Hp ide mana pak etek?"tanya keponakan sahabatku.

"Aduh, hp- pada anak muda tadi." Jawab Pak Syamsir.

Suasana kembali panik. Pemuda itu menghilang dengan cepat. Dicari-cari dan ditanya kepada orang sekitarnya tidak ada yang mengetahui alamatnya. Ia sering berpindah - pindah. Orang sekitar hanya mengenal namanya saja.Dengan bantuan petugas SPBU dan cctv indomart kami melaporkan ke pihak berwajib.

Petugas piket di Polres tidak mudah begitu saja mempercayai laporan sahabatku. Petugas meminta kotak hp sebagai bukti laporan. Menurut kami saat itu, permintaan petugas itu diluar akal sehat. Tetapi memang begitu prosedurnya agar petugas tidak salah tangkap. Kami kemudian menyadari hal itu.

Sahabatku terlihat tenang menghadapi petugas. Dengan lembut dan memelas sahabatku terus bermohon.

Akhirnya luluh juga hati petugas. Ia menelpon atasannya. Tidak beberapa menit bapak yang ditelpon datang. Dengan ramah ia menyapa dan menanyakan permasalahan yang dilaporkan. Sahabatku kembali menceritakan kronologis kejadian.

Dengan sigap bapak itu mengajak rekannya turun ke lokasi dilengkapi senjata pengaman petugas kepolisian. Dalam waktu satu jam jejak pemuda itu ditemui.

" Buk, hp ibuk pasti kami dapatkan. Kalau boleh saya meminta ibuk tidak melanjutkan pengaduan. Kasihan ia, anak dan istrinya, kalau ia diproses secara hukum." Kata Bapak polisi itu.

"Pak, bagi kami yang penting hp kembali, kami tidak mungkin melanjutkan pengaduan. Karena tanpa bantuanya kami tidak bisa melanjutkan perjalanan." Jawab sahabatku dengan gembira.

Bapak petugas menyuruh kami melanjutkan perjalanan, dan hp akan kami ambil tiga hari mendatang saat kami pulang. Karena basah kuyup dan kedinginan sahabatku dan Pak Syamsir ganti pakaian dan minum kopi di kedai sekitar SPBU itu.

Belum lagi kopi diminum, tiba- tiba hp sahabatku berdering.

" Ibuk dimana, hp ibuk sudah kami dapatkan." Kata petugas polres.

" Kami masih di kedai tadi Pak." Jawab sahabatku.

Hanya 10 menit mobil patroli kembali berhenti di depan kedai kopi itu. Dua orang petugas turun dan menyerahkan hp kepada sahabatku. Gembira tak terkira saat itu. Akhirnya selesai juga permasalahan yang kami hadapi. Terima kasih bapak polisi dan terima kasih juga bapak yang telah ikut membantu kami. Perjalanan kami lanjutkan setelah shalat subuh.

Hatiku berkata," Sangat cepat tanggap petugas kepolisian di Sidempuan ini. Ternyata tugas aparat kepolisian itu cukup berat. Tengah malam hujan lebat mereka terjun menuntaskan permasalahan yang terjadi di masyarakat."

Dari peristiwa malam itu dapat diambil beberapa hikmah:

1. Hadapi suatu permasalahan dengan tenang.

2. Setiap ada kesulitan pasti ada jalan penyelesaiannya.

3. Jangan menilai negatif kepada aparat tertentu. Karena yang bertindak negatif dalam suatu korp hanyalah beberapa oknum saja.

Lintau,7 februari 2020