Hari itu ngobrol dengan anak murid, dia telah bolos hari Selasa tanggal 11 November 2022. Keesokan harinya langsung diproses. Alasannya Hanya dia tidak ingin belajar. "Kalau memang kamu tidak niat ingin belajar, kenapa tidak dari rumah saja kamu tidak masuk." Sahutku dengan nada sedikit kesal. Saat itu dia terus melakukan kebohongan dengan menjawab yang menurutku tidak tepat dari pertanyaan-pertanyaan yang yang diajukan. Bukannya tidak percaya, tapi aku sudah merasa dibohongi.

Di hari Rabu, meminta dia untuk ke ruang BK setelah pulang sekolah. Jam 14.00 berlalu, masuklah ke ruang BK yang aku pikir dia sudah ada di dalamnya tetapi ternyata tidak ada.

Kesal semakin menjadi. Panggilan ketiga melalui surat panggilan kirim ke orangtuanya, agar besok datang menemui guru BK dan Walas.

Keesokan harinya aku tunggu Ternyata dia tidak datang demikian pula orangtuanya. Semakin gregetlah.

Akhirnya terjadilah perbicangan dengan guru BK yang memang waktu kelas 7 menanganinya.

Rencana selanjutnya home visit.

Baiklah kalau memang itu adalah Jalan terbaik.

Pembicaraanku pada hari Selasa dengan guru BK di lantai 4 adalah planning aku yang kesekian kali.

Anak itu tidak masuk selama 3 hari dan tidak ada kabar.

Seandainya hari Rabu dia tidak masuk. Aku pastikan hari Sabtu ke rumahnya. Tidak tahunya hari Rabu dia masuk. Demikian kamis dan jumat.

Pulang sekolah jam 14.20 WWIB. Anton menghampiriku, "Ibu, mungkin hari Senin Mamaku datang ke sekolah," " oke Ibu tunggu besok Senin." Tapi aku terus melanjutkan percakapan, "Anton, kamu mau tidak dibantu?" Anton menjawab sambil mengiyakan, " mau ibu,".

"kalau mau kamu harus berubah!, berubah dalam segala hal." " Iya Ibu," jawabnya. "Jangan iya melulu, tetapi memang itu diniatkan dalam hati!," tegasku.

"waktu kelas 7, kamu tidak naik kelas, itu karena kamu merokok, membohongi orang tua, nenekmu bahkan guru serta walikelas juga kamu bohongi." jelasku. "Apa iya, kamu ingin membohongi Ibu juga?!"