Cerita Itu Terulang Kembali
Hari sudah menunjukkan pukul 15.50 WIB, ini bertanda sebentar lagi fardhu ashar akan dimulai. Aku mulai bersiap untuknya.
"Abang mau ke masjid?" tanya istriku yang baru saja pulang sekolah.
"Iya Abang pergi dulu ya," jawabku sambil bercermin sekilas untuk memastikan pakaianku sudah rapi.
Istriku tak ikut ke masjid. Hari ini dia dapat jam mengajar tambahan di sekolahnya. Dia kelihat letih dari biasa. Dia seakan ingin menceritakan seribu kisahnya hari ini yang membuat tidak bertulang kembali ke rumah. Namun, aku harus tetap pergi ke masjid tanpa bertanya kepadanya.
Mia, itulah nama yang selalu melekat padanya. Mia memang wanita yang sempurna bagiku. Dia adalah wanita terhebat yang pernah aku temukan.
Sore ini aku pulang tidak sendirian aku membawa seorang teman yang menurutku dia memiliki pemahaman agama yang lebih dariku.
"Assalamualaikum. Dek, Abang pulang,"
"Walaikumsalam," dia kelihatan heran sambil memandangku.
"Silakan masuk Bang. Silakan duduk." Mia mempersilakan temanku masuk.
Aku memperkenalkan Mia kepada temanku.
Mia memang wanita kebanggaan ku. Dia langsung membuatkan temanku minuman dan menyuguhkan kue walaupun lelah di tubuhnya belum hilang.
"Silakan diminum Bang, hanya ini yang bisa kami suguhkan," ungkap Mia ke temanku.
Mia kembali melanjutkan pekerjaannya di dapur.
Aku banyak sekali mendapatkan ilmu dari temanku ini. Meski usia kami tak jauh berbeda, tapi ilmu agamanya jauh lebih banyak dariku. Memang, kalau dilihat dari latarbelakangnya dia alumni salah satu pondok pesantren di Jawa. Dia bagiku bagaikan angin yang datang ditengah teriknya mentari tengah hari.
Namanya Ilham. Dari dialah aku mulai membuka lembaran baru untuk kembali mempelajari ilmu agama. Aku tahu, hidup tanpa ilmu agama bagaikan daun kering yang diterbangkan angin.
Niat baik ini langsung mendapatkan respon positif dan dukungan dari Mia.
Keesokkan harinya, aku selalu mengajak Ilham untuk mampir ke rumah supaya aku lebih bisa memantapkan apa yang sudah aku pelajari. Seperti hari sebelumnya dia selalu menceritakan kisah yang memotivasi dari keteladan para sahabat Rasulullah kepadaku meski kisah itu sudah aku sebelumnya. Hal ini semakin memotivasi ku untuk hijrah walau usiaku hampir kepala tiga tapi semangatku itu terus membara. Kehausan ilmu agama itu sudah kembali aku rasakan. Kelalaian selama ini, semoga terhapuskan oleh semangatku kini.
Satu peribahasa yang selalu jadi cambukku. " Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat"
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar