Hari ini tanggal 12 Maret 2020 saya mencoba untuk menuliskan goresan imaginasiku kedalam web ini. Saya adalah seorang pendidik sekaligus ibu rumah tangga. Ah rasanya berat sekali untuk membagi waktu antara urusan rumah dan sekolah. Apalagi anak saya masih kecil baru berumur 3 tahun dan masih sangat butuh kasih sayang dan pengertian dari saya.

Tapi pada dasarnya kita harus bisa memanagement waktu dengan baik, sehingga antara keluarga dan urusan sekolah juga akan balance atau seimbang. Baru saja minggu kemarin saya mengikuti pembekalan untuk Tutor UT di Pangkalpinang, banyak tutor yang saling sharing dalam membagi waktu, apalagi tugas atau laporan dalam pengumpulan berkas UT juga lumayan banyak dan seringkali dikejar deadline. Tapi kami saling menyemangati, belum lagi tugas sekolah yang harus dikerjakan misalnya mengenai administrasi atau pembuatan RPP, evaluasi pembelajaran, belum lagi beban untuk mengajar dan mendidik siswa.

Ah kalo difikirkan dengan seksama berat sekali beban yang harus dijalankan untuk menjadi pendidik. Saya berfikir sebagai pendidik harus bersikap provesional dalam mengajar maupun membuat administrasi, semuanya harus dijalani dengan mantap. Pendidik juga dituntut untuk mencari peluang yang lain atau kegiatan yang berkaitan dengan kependidikan, misalnya mengikuti pelatihan, workshop, seminar, dll. Hal ini untuk menambah provesionalitas pendidik.

Saya inget dengan salah satu perkataan dari Prov. Diana, beliau adalah dosen dari salah satu universitas di Bangka Belitung, beliau juga aktif dalam organisasi, dan diamanahkan menjadi Kepala Jurusan di universitas tersebut, dan yang pastinya beliau juga seorang ibu rumah tangga. Wahh tidak bisa membayangkan betapa sibuknya beliau, namun bisa tetap membagi waktu dengan baik. Ingin rasanya bisa belajar untuj membagi waktu dengan baik bersama beliau. Beliau mengatakan kalau antara tugas sebagai ibu rumah tangga dan pendidik, harus dilaksanakan seimbang. Dan jangan sampai gara-gara fokus untuk menjadi pendidik, sehingga tugas sebagai ibu rumah tangga diabaikan.

Beliau memotivasi saya kalau semakin banyak kesibukan yang kita lakukan maka kegiatan yang kita jalani mempunyai banyak manfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Namun jika kita banyak mempunyai waktu luang maka akan banyak waktu yang kurang bermanfaat. Ah ini sepertinya dapat menjadi sebuah cambukan untuk saya agar lebih bisa menghargai waktu dengan baik.