BROKEN HEART
Ryu berdiam diri di kamarnya sejak subuh dan tak memedulikan sapaan hangatnya Mentari melalui jendela. Ia memandang lurus ke jalan raya dengan fikiran yang carut marut. Sesekali dilihatnya layar handphone dalam genggaman. “Ryu, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini.” Whatsapp Deeza sebulan yang lalu.
Tiba-tiba datang Mama dan mendekati anak sulungnya itu. Ia belai punggungnya dengan penuh kasih sayang dan membisikkannya dengan kehati-hatian, “Lupakan Deeza, Nak. Kamu harus move on. Tuhan punya rencana istimewa di balik masalah ini.”
Ryu hanya diam dengan tatapan kosongnya menuju jalan raya yang padat dengan kendaraan. Tak lama berselang, ia memalingkan tubuhnya menatap mama yang sangat dicintai dengan penuh kasih. Ryu tak kuasa menahan air matanya jatuh membasahi wajah mengalir di sela-sela rambut cambangnya yang mulai banyak. Namun, bibirnya tertutup rapat meski kata hatinya ingin bicara. Ia menunduk dan menatap kembali mamanya, “Bagaimana aku bisa move on kalau Deeza memilih Papa untuk menjadi pendamping hidupnya.” Seketika mata mama terbelalak dan tersungkur ke lantai sesaat setelah Ryu menunjukkan whatsapp Deeza.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigraf yg keren pak
Terima kasih, Bu Yayah.
Keren, Sukses selalu
Terima kasih, Pak Pardi.
Sekiranya ibu Ryu tau madalahnya seperti itu,aduh....mantap sekali pak
Terima kasih.
Ambyar kalo sudah gini ya pak. Keren puol twistnya
Terima kasih, Bu.
Astaghfirullahal Adhiim. Mantab P.
Terima kasih, Bu.