Malam ini aku menghadiri acara yang luar biasa. Acara bertajuk Masa Depan Literasi Masa Depan Bangsa yang digagas Kementerian Pendidikan diambil alih oleh presiden karena sangat pedulinya akan keberlangsungan negara ini.

Di kejauhan tampak penulis-penulis hebat yang kalau aku baca buku-bukunya bisa khatam berulang-ulang tanpa rasa bosan. Rhenald Kasali, Habiburrahman El Shirazy, Helvy Tiana Rosa dan anaknya, Faiz. Selain itu masih banyak penulis-penulis yang luar biasa yang hadir di istana negara ini. Mereka duduk dengan tenang dan tampak elegan di meja yang disiapkan.

Setelah diperiksa, aku menunjukkan undangan. Aku pun sampai detik ini tidak tahu alasan apa yang membuat aku diundang. "Benar kok. Undangan ini atas namaku." Batinku untuk meyakinkan diri. Setelah masuk, tak dinyana. Aku duduk semeja dengan Rhenald Kasali, Habiburrahman El shirazy, dan Gola Gong. Tak menunggu lama, mereka bertanya kepadaku. Mereka memang humbled. Tiba-tiba aku mendengar suara grandfather clock berbunyi yang menyentakkanku. Kemudian ku usap wajahku dengan kedua telapak tanganku, "Ya Allah, semoga harapan ini menjadi kenyataan. Amin." Aku pun memejamkan mata, menghadap ke kanan sambil memeluk guling kesayangan.