MENJEMPUT CINTA
Sejak nenek wafat setahun yang lalu, kakek tinggal di rumah Ryu. Selepas salat Subuh dan baca Al Quran, kakek selalu duduk di ruang tamu. Ia memandang luar. Entah apa yang dilihatnya. Kalau ditanya, jawabannya selalu sama, “Nenek ke mana?”
Saat mentari kembali ke peraduannya, kakek juga selalu duduk di tempat itu. Juga memandang ke luar dengan sedikit memutar badannya. Ia mengabaikan keadaan sekitar. Bahkan ketika cicitnya bertengkar berebut mainan. Ia tetap dalam keadaan yang sama. Satu hal yang membuatnya berbicara. Saat Ryu duduk di sampingnya dan membawa kopi hitam kesukaannya. Ryu memang cucu kesayangan mereka. Sejak kecil, Ryu menginap di rumah mereka setiap akhir pekan. Tak lama berselang, Ryu datang menawarkan secangkir kopi dan duduk di sampingnya. Kakek selalu memulai dengan sebuah pertanyaan, “Kapan nenek pulang?”
Pagi ini, Ryu terlambat bangun. Ia bergegas dengan segala keperluannya untuk kerja di akhir pekan ini. Jumat ini memang hari yang sangat sibuk sepanjang karirnya. Setelah semuanya siap. Ryu mengambil sepatu dan berangkat. Langkahnya terhenti di ruang tamu. Ia tidak melihat kakeknya. Ia langsung menuju kamar untuk menemuinya. Sesampainya di kamar. Ia dekati kakek yang tampak tertidur dengan lelap. Ia sentuh tangannya untuk pamit. Dingin, diam, tidak merespon. Ia sentuh hidungnya. Tak ada udara ke luar. “Kakek . . . kakek . . . kakek . . .” teriak Ryu sambil mengusap wajahnya dengan air mata yang deras. Ia membaca kalimat thoyyibah. “Kakek telah menemui kekasihnya. Istrinya dan Penciptanya.”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah bner hebat pilihan diksinya tepat, narasinya enak di baca. Tipnya gmna pa
Sedih....Terhanyut bacanya Pak Hadi. Keren...
Terima kasih, Bu Siti.
Innalillaahi wa nnaa ilaihi roojiuun
Terima kasih, Bu Ida
Keren pentigrafnya. Salam literasi
Terima kasih, Pak Cusin.